kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Gunawan Steel Patok Penjualan Rp 1,9 Triliun


Kamis, 27 Juni 2013 / 07:00 WIB
Gunawan Steel Patok Penjualan Rp 1,9 Triliun
ILUSTRASI. Sentimen Ibu Kota Negara baru belum mampu mengerek harga saham-saham sektor properti.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Produsen plat baja lembaran canai panas alias hot rolled coil, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, menargetkan penjualan baja tahun ini Rp 1,9 triliun. Target penjualan ini tumbuh 15,85% ketimbang penjualan tahun 2012 yang sebesar Rp 1,64 triliun.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Hadi Sutjipto menuturkan, permintaan baja di pasar ekspor sedang turun. Karenanya, "Sejak tahun 2012 lalu, kami mengalihkan porsi penjualan lebih besar untuk pasar domestik," jelasnya, Selasa (25/6).

Menurut Hadi, Gunawan Steel mematok volume penjualan baja tahun ini bisa mencapai 260.000 ton - 300.000 ton. Tahun 2012 lalu, perusahaan berkode emiten GDST ini mampu menjual baja lembaran hingga 256.000 ton.

Dengan target penjualan Rp 1,9 triliun, Hadi bilang, tahun ini perusahaan berharap bisa meraup laba bersih sebesar Rp 70 miliar. Tahun 2012 lalu, GDST mencetak laba bersih sebesar Rp 46,59 miliar.

Hingga lima bulan pertama tahun ini, perusahaan itu telah membukukan penjualan bersih Rp 601,08 miliar dan laba bersih Rp 52,8 miliar. Dengan pencapaian ini, "Kami berharap laba sampai akhir tahun ini bisa lebih besar dari yang ditargetkan," tandas Hadi.

Selama ini, sebesar 60% porsi penjualan baja GDST untuk pasar ekspor dan sisanya untuk pasar domestik. Nah, tahun ini, "Porsi penjualan kami sekitar 90% untuk pasar domestik, dan sisanya untuk ekspor," ujar Hadi.

Perubahan strategi penjualan ini, menurut Hadi, dilakukan karena kondisi pasar ekspor kurang menguntungkan sebagai dampak krisis keuangan di Eropa. Penurunan harga baja internasional juga membuat perusahaan itu lebih fokus menjual baja di pasar domestik.

Sebelum krisis ekonomi melanda wilayah Eropa, sebagian besar produk baja milik Gunawan Steel diekspor ke Eropa. Namun, karena kondisi ekonomi di kawasan itu, Gunawan Dianjaya sempat mengalihkan ekspornya ke kawasan lain, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Kanada, dan Sri Lanka.

Saat ini, perusahaan itu juga tengah mempersiapkan pemasangan lini produksi baru yang berkapasitas satu juta ton per tahun. Hadi bilang, saat ini, mesin untuk lini produksi baru ini tengah dibongkar di negara produsen asal, yakni Korea Selatan, lantas dikirim ke pabrik Gunawan Steel di Surabaya.
Hadi memprediksi, mesin baru itu akan tiba di Surabaya pada akhir 2013. "Mesin baru mulai dirakit awal tahun 2014 dan ditargetkan selesai pada tahun 2015," kata Hadi.

Sejak September 2012, kapasitas terpasang pabrik Gunawan Steel mencapai 480.000 ton per tahun. Jika lini produksi baru telah beroperasi, kapasitas terpasang pabrik itu bisa mencapai 1,48 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×