Reporter: Dimas Andi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen baja swasta, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) resmi memperkenalkan dua lini produk baru, yaitu FORTISE dan FORTISE+. Keduanya merupakan bagian dari strategi GGRP dalam menyediakan material konstruksi yang tangguh dan selaras dengan tren keberlanjutan global.
Baik FORTISE dan FORTISE+ dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar yang semakin beragam. Mulai dari efisiensi biaya, ketahanan material, hingga aspek lingkungan.
Dengan menggunakan teknologi Electric Arc Furnace (EAF) dan material baja scrap, GGRP berupaya menghadirkan solusi yang relevan di tengah perubahan ekspektasi industri konstruksi dan manufaktur, baik di dalam maupun luar negeri.
Sebagai informasi, produk FORTISE ditujukan untuk aplikasi umum, menawarkan fleksibilitas, dan efisiensi produksi bagi proyek konstruksi skala besar maupun menengah. Di sisi lain, FORTISE+ diformulasikan untuk kebutuhan yang lebih spesifik, seperti struktur bangunan bertingkat, fasilitas industri, dan infrastruktur berat. Produk ini pun memadukan antara kekuatan dan keberlanjutan.
Baca Juga: Laba Bersih Gunung Raja Paksi (GGRP) Melesat Jadi US$ 122,28 Juta pada 2024
Asal tahu saja, FORTISE+ dibuat dari material baja scrap dengan kadar sekitar 75% dan memiliki yield strength di atas 345 MPa, tensile strength lebih dari 450 MPa, serta tersedia dalam ketebalan hingga 120 mm.
Presiden Direktur Gunung Raja Paksi, Fedaus berharap kehadiran FORTISE dan FORTISE+ dapat memperluas kontribusi GGRP terhadap industri baja nasional dalam memenuhi kebutuhan sektor strategis. Kedua produk ini juga ditujukan untuk mendukung pencapaian target jangka panjang Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.
“Peluncuran FORTISE dan FORTISE+ merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus berinovasi, terutama dalam menghadirkan pilihan material baja yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kebutuhan pasar,” ujar Fedaus dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (25/6).
Pihak GGRP percaya bahwa inovasi perlu berjalan seiring dengan tantangan. Kemajuan industri baja nasional tentu hanya dapat tercapai melalui kolaborasi lintas sektor dan keberanian untuk mencoba pendekatan baru.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Akan Pasok Baja HRC Tanpa Emisi Karbon Langsung ke Eropa
Peluncuran FORTISE dan FORTISE+ mendapat perhatian dari pemangku kepentingan pemerintah dan industri. Dodiet Prasetyo, Direktur Logam, Ditjen Ilmate, Kementerian Perindustrian RI mengapresiasi GGRP yang mampu menghasilkan produk baja yang efisien dan ramah lingkungan.
"Inisiatif pengembangan produk baja yang efisien energi dan ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing industri nasional di tengah transisi global menuju ekonomi hijau," kata dia.
Direktur Keberlanjutan Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Kimron Manik kuga menyampaikan dukungan. Menurutnya, infrastruktur masa depan harus lebih cerdas, lebih hijau, dan dibangun bersama. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum selalu berupaya mendorong penggunaan material konstruksi yang ramah lingkungan sejak tahap desain hingga operasional.
"Baja memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan adaptif,” jelas dia.
Bersamaan dengan peluncuran produk, GGRP juga menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Center for Materials Processing and Failure Analysis (CMPFA) Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Ekspor Baja Rendah Emisi ke Selandia Baru
Penandatanganan MoU merupakan bagian dari komitmen untuk memperkuat sinergi antara industri dan dunia akademik. Kolaborasi ini mencakup pengembangan pelatihan, riset bersama, serta pertukaran pengetahuan dan keahlian teknis untuk mendorong transisi industri baja nasional menuju praktik yang lebih berkelanjutan.
Kepala CMPFA FTUI Reza Miftahul Ulum mengatakan, kolaborasi antara GGRP dan UI menjadi langkah penting dalam menyatukan kapasitas riset akademik dengan kebutuhan nyata industri.
“Kami berharap kerja sama ini dapat mendorong terbentuknya ekosistem inovasi yang mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan di sektor baja dan membuka ruang partisipasi lebih luas bagi talenta muda Indonesia,” tandas dia.
Baca Juga: Pangkas Emisi Karbon, Gunung Raja Paksi (GGRP) Gandeng DEG Impulse dan PT TUV SUD
Selanjutnya: Trump Bandingkan Serangan AS ke Iran dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News