Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa energi PT Elnusa Tbk (ELSA) memastikan, kinerja bisnisnya tetap baik walau tengah menghadapi triple shock. Penurunan harga minyak dunia yang berimbas pada penurunan aktivitas migas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional akibat pandemi Covid-19, serta pelemahan kurs rupiah merupakan triple shock yang dihadapi ELSA saat ini.
Direktur Utama Elnusa, Ali Mundakir mengatakan, triple shock yang ada tengah menekan kinerja banyak perusahaan jasa migas, baik level nasional maupun global. Seiring adanya penurunan harga minyak dan pandemi Covid-19, perusahan jasa migas global telah merevisi target kinerjanya.
"Oleh karena itu, wajar bila kami juga melakukan penyesuaian target kinerja atau turun sebesar 25% dari target awal tahun," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (21/7).
Secara global, banyak perusahan yang hanya mengandalkan jasa hulu migas mengalami dampak penurunan harga minyak yang sangat signifikan. Bahkan, beberapa di antaranya terpaksa mengurangi jumlah karyawan untuk tetap dapat bertahan.
Baca Juga: Pertamina akan mencicipi dividen Elnusa (ELSA) senilai Rp 36,63 miliar
Kendati demikian, ELSA yang memiliki pondasi struktur bisnis yang kuat dan portofolio yang lengkap dari jasa hulu migas hingga jasa hilir migas tetap optimistis akan menunjukan kinerja yang positif. Hal ini dikarenakan walau terdapat tekanan pada satu segmen, maka segmen lainnya akan menopang kinerja konsolidasi ELSA.
Secara konsolidasi, ELSA ditopang oleh tiga segmen yaitu jasa hulu migas, jasa distribusi dan logistik energi, serta jasa penunjang. Meskipun di sektor hulu terjadi penurunan aktivitas, jasa hulu migas berbasis non-aset (EPC-OM) tetap menunjukkan daya tahannya.
Pertumbuhan pendapatan yang berasal dari lini jasa ini tetap positif. Begitu pula dengan segmen jasa distribusi dan logistik energi. Kinerja pada lini bisnis transportasi BBM maupun pengelolaan depo pun tetap stabil.
Lebih lanjut, perusahaan-perusahaan jasa migas global saat ini tidak hanya merevisi target kinerja, namun juga menurunkan rencana belanja modal. ELSA pun perlu melakukan penyesuaian biaya investasi di tengah situasi ini.
"Kami perlu mengkaji ulang dan menetapkan skala prioritas. Oleh karenanya, kami melakukan revisi rencana belanja modal menjadi Rp 800 miliar dari rencana awal Rp 1,4 triliun," ungkap Ali.
ELSA akan mengembangkan portofolio bisnis ke depan yang lebih berimbang antara sektor jasa hulu migas dan jasa hilir migas. Investasi jasa hulu migas akan lebih diutamakan pada jasa yang dapat langsung menghasilkan pendapatan usaha seperti jasa hulu migas berbasis non-aset (EPC-OM).
Sedangkan pada sektor hilir migas, investasi akan difokuskan pada penguatan sarana serta fasilitas depo BBM dalam rangka menunjang Pertamina, khususnya untuk penyaluran BBM dan Elpiji di luar Pulau Jawa.
"Dengan proporsi yang tepat, kami meyakini Elnusa akan lebih agile dan fleksibel ke depannya dalam menghadapi situasi krisis seperti saat ini," kata Ali.
Baca Juga: ELSA merevisi target bisnis 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News