Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Hanson International Tbk merasa belum cukup puas, meskipun sudah memiliki ribuan hektare hamparan tanah. Mereka berencana mencari dana publik lewat skema initial public offering (IPO) untuk mendukung rencana penambahan landbank alias tabungan lahan.
Rencana perusahaan berkode saham MYRX ini adalah melepas 1,62 miliar lembar saham atau 20% modal ditempatkan dan disetor penuh PT Armidian Karyatama di Bursa Efek Indonesia (BEI). Armidian adalah cucu perusahaan yang mereka miliki, melalui PT Mandiri Mega Jaya.
Target perolehan dana dari hajatan publik itu antara Rp 491 miliar sampai Rp 818 miliar. Nah, 70% di antaranya untuk mengakuisisi lahan di Maja, Banten. Untuk jangka pendek, Hanson INternational ingin menambah 200 hektare (ha) lahan.
Lantas, 30% sisa dana IPO untuk melunasi utang Armidian kepada induk usahanya, Mandiri Mega Jaya. "Total utang tersebut sebesar Rp 250,5 miliar," kata Benny Tjokrosaputro, Direktur Utama PT Hanson International Tbk, Rabu (31/5).
Menurut jadwal Hanson International, target mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 14 Juni 2017. Sementara masa penawaran umum 15-16 Juni 2016. Lantas, 22 Juni 2017 adalah target Armidian tercatat di bursa.
Saat ini, Armidian sudah memiliki landbank 517 ha di Maja. Sejak tahun 2014, perusahaan itu mengembangkan proyek Citra Maja Raya di sana. Pengembangan proyek itu juga melibatkan cucu perusahaan Hanson International yang lain, yaitu PT Harvest Time dan PT Citra Benua Persada, anak usaha PT Ciputra Development Tbk. Ketiga perusahaan bercita-cita mengembangkan kota mandiri di Maja seluas 3.00 ha.
Hingga kini, 8.500 unit rumah di Citra Maja Raya sudah terjual. Nilai marketing sales atawa pendapatan pra penjualannya mencapai Rp 1,8 triliun. Sekitar 30% dari pendapatan tersebut mulai dibukukan sebagai pendapatan tahun 2017.
Mengintip laporan keuangan Hanson International kuartal I 2017, pembagian komposisi partisipasi dan pembagian keuntungan antara Armidian dan Harvest Time dengan Citra Benua masing-masing sebesar 50%. Adapun pembagian keuntungan bersih antara Armidian dan Harvest Time masing-masing 53% dan 47% dari 50% pembagian keuntungan tersebut.
Incar lokasi lain
Asal tahu, 517 ha lahan milik Armidian tadi adalah bagian dari 2.200 landbank Hanson International di Maja. Tanah selebihnya mereka miliki lewat dua anak perusahaan lain, yakni 1.000 ha milik Harvest Time dan 683 ha milik PT Putra Hasil Laksana.
Sementara luas landbank di Maja sekitar 59,46% dari total landbank Hanson International yakni 3.700 ha. Sisa lahan perusahaan itu tersebar di tiga lokasi, meliputi 400 ha di Bekasi, 850 ha di Serpong dan sisanya di Cengkareng.
Meskipun fokus utama di Maja, Hanson International tak menutup peluang menambah lahan di wilayah lain Jabodetabek. "Kalau ada kesempatakn kami akan terus caplok daerah lain jika ada tanah murah," ujar Benny.
Tahun ini, Hanson International menargetkan pertumbuhan pendapatan 30%. Dus, perusahaan berkode saham MYRX di BEI itu melanjutkan peluncuran proyek anyar.
Sebut saja, proyek, mixed use Millennium City di Serpong dengan luas area pengembangan lahan lebih dari 1.000 ha. Hanson International mengembangkan bersama dengan Pasific Millennium Land, yakni konsorsium pengembang. Ada pula rencana peluncuran perumahan seluas 80 ha pada semester II-2017 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News