kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun depan, rumah tapak murah jadi andalan Hanson


Jumat, 19 Desember 2014 / 12:22 WIB
Tahun depan, rumah tapak murah jadi andalan Hanson
ILUSTRASI. Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 50% Periode 3-6 Juli 2023.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Hanson International Tbk baru saja memulai bisnis barunya di bidang properti. Untuk tahun depan, emiten dengan kode saham MYRX ini bakal fokus pada pembangunan properti berupa rumah tapak atau landed house.

Sasaran yang yang dituju adalah segmen menengah ke bawah mengingat rumah yang dibangun adalah rumah sederhana dengan kisaran harga Rp 120 jutaan. "Karena ini meruapakan ceruk pasar yang sangat besar," imbuh Presiden Direktur MYRX Benny Tjokrosaputro, Kamis (18/12).

Dia menilai, selama ini banyak pengembang properti yang justru bermain di kelas menengah keatas, sehingga, persaingan di segmen bawah lebih longgar.

Permintaan rumah dari masyarakat menengah ke bawah juga sangat prospektif. Bagi mereka, rumah merupakan kebutuhan pokok. "Apa pun kondisinya, ketika mereka memiliki sedikit tambahan uang, mereka akan langsung membeli rumah untuk kebutuhan hidup, bukan untuk investasi atau bahkan kemewahan," kata Benny.

Kuatnya permintaan dari golongan masyarakat ini bisa dilihat dari kinerja perusahaan di tahun ini. Hanson tadinya mematok pendapatan pra-penjualan Rp 700 miliar hingga akhir tahun 2014. 

Tapi, setelah dua proyek perseroan, yakni Citra Maja Raya dan Serpong Kencana diluncurkan, permintaan membanjir sehingga saat ini manajemen mampu mencatat marketing sales hingga Rp 1,2 triliun.

Dari sisi pendapatan, margin yang diperoleh dari bisnis properti dengan segmen kelas menengah kebawah memang lebih sedikit dibanding segmen menengah keatas. "Tapi, tipisnya marjin juga diimbangi dengan kuantitas penjualan," imbuh Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×