Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga bahan bangunan telah mengerek harga properti. Salah satu emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland mengatakan telah melakukan penyesuaian harga jual dengan rara-rata kenaikan sebesar 5%.
Direktur Metland Olivia Surodjo mengatakan, kenaikan harga bahan bangunan beberapa waktu yang lalu turut mempengaruhi kenaikan harga penjualan produk Metland.
"MTLA sudah melakukan penyesuaian harga terhadap hal tersebut dengan kenaikan rata-rata 5%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/10).
MTLA sendiri telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengakomodir kenaikan harga bahan material yang terjadi. Salah satunya dengan mengembangkan produk-produk bangunan yang lebih compact.
Baca Juga: Program PPN DTP Berakhir, Metland (MTLA) Mengerek Harga
Beberapa produk bangunan tersebut di antaranya, cluster Lisse di Metland Cibitung dengan luasan mulai LB 30/LT 60m2, The Emerald di Metland Tambun dengan luasan mulai LB 35/LT 7m2, serta konsep mezzanine yang nantinya bisa dijadikan sebagai ruangan tambahan di Metland Transyogi.
Meski begitu, perseroan tetap berkomitmen untuk dapat menyelesaikan setiap proyek yang tengah berjalan. Sehingga waktu serah terima dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Untuk diketahui, saat ini Metland tengah melanjutkan kembali pembangunan Royal Venya Ubud yang rencananya mulai beroperasi pada akhir tahun ini.
Metland juga mengembangkan fasilitas kawasan di beberapa portofolio properti mereka, seperti fasilitas rekreasi Milenia Square dan Waterland di Metland Cibitung.
"Hingga Waterplay wahana rekreasi air di rooftop Grand Metropolitan yang sudah beroperasi sejak pertengahan tahun ini," sambung dia.
Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga BI Dinilai Masih Aman untuk Konsumen Metropolitan Land (MTLA)
MTLA berharap, pemerintah melanjutkan program PPN DTP hingga akhir tahun 2023. Sebab, insentif PPN DTP ini cukup memiliki dampak positif bagi perseroan. "Program PPN DTP memberi kesempatan developer untuk membangun karena pada umumnya developer memasarkan produk inden," tuturnya.
Di sisa tahun ini, Metland masih terus berupaya mengejar marketing sales yang terdiri dari presales dan recurring revenue guna mencapai target sebesar Rp 1,8 triliun hingga akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News