kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga bahan pokok naik, DPR kritik Mendag


Senin, 15 Juli 2013 / 14:14 WIB
Harga bahan pokok naik, DPR kritik Mendag
ILUSTRASI. 7 Tips Mengasuh Anak Berkepribadian Ekstrovert


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima mengkritik keras sikap Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang menyalahkan anomali cuaca sebagai penyebab tingginya harga bahan pangan di pasaran. Sikap Gita tersebut, kata Aria, hanya akan membuat kegaduhan antarpejabat pemerintah.

Karena itu, Aria meminta Gita untuk menghentikan komentar yang menyalahkan anomali cuaca sebagai  melambungnya harga bahan pokok. Menurutnya, jika anomali cuaca sebagai penyebab, itu sama saja dengan menyalahkan Kementerian Pertanian yang tidak bisa mengantisipasinya dengan baik. "Pasti nanti Menter Pertanian akan merasa dipojokkan," ujar Aria saat dihubungi Kontan, Senin (15/7).

Oleh sebab itu, Aria meminta Mentan dan Mendag dipimpin Menko Perekonomian segera fokus duduk bersama dan segera menemukan solusinya dalam waktu singkat. Jika langkah ini tidak segera dilakukan, antisipasi tingginya harga sejumlah bahan pangan akan berjalan lambat.

Aria meminta pemerintah fokus terlebih dahulu untuk bisa menemukan pangkal persoalan tingginya harga sejumlah bahan pangan. Salah satu caranya, pemerintah bisa melakukan investigasi pasca Lebaran. "Sekarang yang terpenting bagaimana harga normal kembali sebelum Lebaran," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, harga lima komoditas bahan pangan masih terbang tinggi hingga kini. Kelima komoditas tersebut adalah cabai rawit (naik 63%), bawang merah (naik 49%), daging ayam (naik 19%), telur (naik 9%), dan daging sapi yang sebelumnya Rp 50.000 per kilogram, menjadi Rp 80.000-Rp 100.000 per kilogram.

Lambannya penanganan terhadap tingginya bahan pangan itu telah memicu kemarahan Presiden SBY. SBY telah meminta para menteri tidak saling melempar tanggung jawab. "Tidak boleh saling melempar. Ini birokrasi terlalu lama di (Kementerian) Pertanian dan Bulog," ujar Presiden, Sabtu pekan lalu (13/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×