kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga batubara acuan Oktober turun jadi US$ 64,8 per ton, terendah dalam tiga tahun


Senin, 07 Oktober 2019 / 20:25 WIB
Harga batubara acuan Oktober turun jadi US$ 64,8 per ton, terendah dalam tiga tahun
ILUSTRASI. Bongkar muat batubara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki kuartal akhir 2019, harga batubara acuan (HBA) masih tertekan. HBA bulan Oktober merosot ke angka US$ 64,8 per ton atau turun 1,5% dibandingkan HBA bulan September lalu yang dipatok sebesar US$ 65,79 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, pergerakan HBA pada Oktober ini masih dipengaruhi oleh sentimen yang sama di bulan lalu. Faktor yang paling signifikan, kata Agung, lantaran masih berlarutnya efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. 

"Faktornya masih sama seperti bulan lalu. Masih ada efek perang dagang antara Amerika dan China," kata Agung saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (7/10).

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) targetkan penjualan meningkat 10% ditahun 2019

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menambahkan, penurunan harga tersebut disebabkan adanya sentimen negatif terhadap pasar batubara. Pemicunya, kata Hendra, ialah isu impor kuota Tiongkok serta penurunan permintaan di Eropa dan Asia timur laut yang disebabkan kenaikan penggunaan LNG, nuklir dan energi terbarukan. "Selain itu, 75% komponen pembentuk HBA mengalami penurunan setidaknya 2%," ungkap Hendra.

Hendra merinci, Indonesia Coal Index (ICI) turun sekitar 2% dibandingkan bulan lalu. Sementara Platss 5900 GAR turun 2,4%, dan Newcastle Export Index (NEX) tertekan sebesar 2%. Adapun, kenaikan hanya terjadi di Global Coal Newcastle Index (GCNC) yang merangkak 1%.

Seperti diketahui, ada empat variabel yang membentuk HBA, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 GAR dengan bobot masing-masing 25%. HBA diperoleh dari rata-rata keempat indeks tersebut pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR.

Kendati begitu, Agung memprediksi HBA bisa merangkak naik pada bulan depan. Hal itu dipengaruhi oleh kondisi permintaan di India sebagai dampak dari bencana banjir yang terjadi di sana. "Karena banjir di India, bulan depan kemungkinan naik ya," ujar Agung.

Baca Juga: Harga batubara rendah, realisasi PNBP minerba kuartal III baru 68,76% dari target

Sementara itu, Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) Irwandy Arif memprediksi, harga batubara akan bertahan di level US$ 60-an per ton hingga akhir tahun ini. Jika pun ada kenaikan atau perubahan harga, hal itu tidak akan signifikan.

Irwandy sependapat. Adanya banjir di India bisa membuat harga merangkak naik seiring dengan adanya permintaan impor batubara yang lebih banyak. "Harapannya harga batubara di kuartal IV naik sedikit dibandingkan di kuartal III. Kemungkinan India akan mengimpor batubara lebih banyak daripada kuartal III karena banjir lalu," terangnya.

Kenaikan produksi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×