Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan peningkatan penjualan batubara sebesar 10% atau sebanyak 90 juta metrik ton (mt) di tahun 2019.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava ketika dihubungi oleh Kontan.co.id. "Pada tahun lalu Bumi menjual 80,3 juta mt, jadi ditahun 2019 bisa lebih tinggi sekitar 10%," sebut Dileep, Minggu (6/10).
Optimisme ini, menurut Dileep didukung oleh raihan volume produksi di kuartal tiga yang diproyeksikan akan setara atau bahkan melampaui periode yang sama ditahun sebelumnya. Meski belum bisa menyampaikan gambaran kinerja perseroan di kuartal III, Dileep menjelaskan, perseroan telah menyerap belanja modal yang ada.
Baca Juga: Setoran PNBP Minerba Bakal Meleset, Target Produksi Tidak Direvisi
Belanja modal digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi mencapai 100 juta ton per tahun. "Untuk itu kami belum merasa perlu untuk melakukan investasi tambahan pada infrastruktur," terang Dileep.
Yang terang, optimisme Bumi semakin bertambah lewat raihan kontrak sekitar 90% dari volume sebanyak 87 juta mt hingga 90 juta mt. Kendati demikian, ambisi Bumi Resources bukan tanpa halangan.
Dileep menjelaskan, fluktuasi harga batubara yang terpengaruh akibat perang dagang Amerika Serikat dan Cina cukup berdampak. Hal ini menurutnya berdampak pada tidak berimbangnya pasokan dan permintaan batubara. "Semoga memasuki penghujung tahun, harga batubara dapat membaik seperti tahun sebelumnya," harap Dileep.
Demi tetap menjalankan sejumlah target, Dileep menuturkan, Bumi Resources melakukan sejumlah langkah seperti optimasi biaya, kontrol terhadap penyimpanan dan menjaga kualitas produksi.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Optimistis Harga Batubara Akan Membaik
Dileep pun belum bisa memastikan target-target dan rencana kerja perusahaan pada tahun mendatang. Namun, ia memperkirakan angka produksi akan berkisar di 90 juta mt hingga 95 juta mt.
Lebih jauh Dileep bilang Bumi juga tidak akan melakukan investasi untuk infrastruktur di tahun 2020 mendatang. "Sementara belanja modal di 2020 hampir setara dengan tahun ini direntang US$ 50 juta hingga US$ 60 juta," sebut Dileep.
Ke depannya, Bumi Resources berencana menjajaki kontrak tambahan dengan PLN dari Pendopo Coal. Selain itu, Bumi melalui PT Bumi Resources Minerals (BRMS) bersiap untuk uji coba produksi ditambang emasnya. Dileep menilai ini sebagai kesempatan untuk memperoleh sumber pendapatan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News