Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 19% sepanjang tahun 2015, menjadi US$ 2,68 miliar. Laba bersih perusahaan tambang batubara tersebut juga turun 17% menjadi US$ 151 juta.
Penyebab utama penurunan pendapatan Adaro Energy adalah volume penjualan batubara yang menyusut 7%. Faktor lain adalah penurunan harga jual rata-rata batubara sebesar 14%.
Meskipun catatan kinerja keuangan dan bisnis sepanjang tahun lalu tak menggembirakan, Adaro Energy optimistis pasar batubara dalam negeri dan kawasan Asia Tenggara masih bisa diandalkan pada tahun ini.
"Kami yakin bahwa penurunan saat ini merupakan bagian dari siklus dan fundamental batubara tetap kokoh," ujar Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Tbk dalam keterangan tertulis, Senin (14/3).
Dia melihat, kebutuhan batubara proyek pembangkit listrik menjadi pasar potensial. Tanpa memerinci lebih lanjut, perusahaan berkode saham ADRO di Bursa Efek Indonesia itu bermaksud menerapkan strategi memperkuat bisnis inti sebagai bekal pada tahun ini.
Untuk merealisasikan pertumbuhan kinerja tahun ini, Adaro Energy menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar US$ 75 juta-US$ 100 juta. Alokasi capex tersebut lebih tinggi ketimbang realisasi capex 2015, yang sebesar US$ 98 juta.
Berpijak pada proyeksi pasar yang masih menjanjikan, Adaro Energy tetap melanjutkan aktivitas produksi. "Kami menargetkan produksi tahun ini mencapai 52 juta ton sampai 54 juta ton," kata Garibaldi Thohir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News