kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga beras diprediksi naik 10% di akhir tahun


Kamis, 15 November 2018 / 16:20 WIB
Harga beras diprediksi naik 10% di akhir tahun
ILUSTRASI. Penjualan beras di Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras di pengujung tahun 2018 diprediksi naik 5% sampai 10% dari harga saat ini. Harga beras saat ini di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) saat ini Rp 9.300 per kg hingga Rp 12.200 per kg untuk beras medium. Untuk beras premium harga berkisar di angka Rp 12.000 per kg hingga 13.000 per kg.

Dengan asumsi harga saat ini ditambah kenaikan 10%, maka estimasi harga beras akhir tahun 2018 untuk beras medium adalah Rp 10.230 sampai Rp 13.220 per kg dan untuk beras premium sebesar Rp 13.200 per kg sampai Rp 14.300 per kg.

“Dengan asumsi produksi beras kita sekarang 1,5 juta ton dan ini masih pertengahan November dan belum akhir tahun, kenaikan harga beras di tengah data yang belum fix itu akan terjadi 5% sampai 10%,” kata Rusli Abdulah selaku peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Kamis (15/11).

Dengan sok beras mencukupi hingga akhir tahun bahkan surplus 2,7 juta ton saat ini dinilai tidak menjamin bahwa tidak ada kenaikan harga beras di akhir tahun. Hal ini mengingat tren kenaikan harga beras kerap terjadi di akhir tahun dan di saat momen hari besar.

“Ini yang menarik bahwa pernyataan pemerintah bahwa stok beras cukup, tapi fakta di lapangan harga beras cenderung meningkat sampai akhir tahun dan akan meningkat seperti tren tahun-tahun yang lalu,” ungkapnya.

Namun demikian ia berharap dengan data yang dirilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) mampu memitigasi pemerintah dalam mengambil sikap untuk membuat kebijakan harga beras yang dinilai berpotensi melambung di akhir tahun.

“Data BPS itu masih berpotensi bahwa harga beras naik, karena ini belum sepenuhnya fakta real di lapangan. Semoga saja tidak terjadi seperti tahun lalu di mana harga data BPS ini mampu membuat pemerintah akan lebih tanggap dalam memitigasi harga beras di untuk Desember 2018 dan Januari 2019,” ungkapnya.

Adapun beberapa produk pangan yang berpotensi akan mengalami gejolak sampai dengan akhir tahun adalah cabai merah. Rusli menyatakan bahwa akhir tahun 2017 pergerakan harga beras cukup tinggi dan harga terus bergerak liar.

Namun jika Indonesia mampu mempertahankan inflasi di angka 3,5% sampai akhir tahun maka harga akan terkendali. “Inflasi itu kan ada komponen volatile food yakni bahan pangan seperti beras,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×