kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.274   -99,00   -0,60%
  • IDX 7.927   68,06   0,87%
  • KOMPAS100 1.113   9,98   0,90%
  • LQ45 829   6,70   0,81%
  • ISSI 265   0,63   0,24%
  • IDX30 429   3,15   0,74%
  • IDXHIDIV20 497   3,62   0,73%
  • IDX80 125   1,07   0,86%
  • IDXV30 133   1,90   1,45%
  • IDXQ30 139   1,18   0,85%

Harga Beras Kian Mahal, AEPI Ungkap Tiga Penyebab


Senin, 25 Agustus 2025 / 19:57 WIB
Harga Beras Kian Mahal, AEPI Ungkap Tiga Penyebab
ILUSTRASI. Pedagang menata beras di agen penjualan beras di Ciputat, tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/8/2025). Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengklaim harga beras relatif masih terkendali di pasar-pasar tradisional di Indonesia. Apalagi sebelumnya telah dilakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/19/08/2025.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai, lonjakan harga beras membuat masyarakat harus mengorbankan pengeluaran lain.

“Kenaikan harga beras membuat warga, terutama kelompok miskin dan rentan, harus merealokasi anggaran keluarga. Banyak yang akhirnya membeli beras kualitas rendah,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Baca Juga: Sudah Delapan Bulan di Tahun 2025 Harga Beras Tetap Bertahan Mahal

Data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada pekan kedua Agustus 2025 harga rata-rata beras medium di zona 1 mencapai Rp 14.012 per kg dan premium Rp 15.435 per kg.

Angka tersebut naik dibanding Juli 2025 sekaligus melampaui harga eceran tertinggi (HET). Tren serupa juga terjadi di zona 2, di mana harga medium tembus Rp 14.875 per kg dan premium Rp 16.625 per kg.

Menurut Khudori, ada tiga faktor utama di balik kenaikan harga:

  • Operasi pasar belum efektif. Dari 14 Juli–19 Agustus 2025, Bulog hanya menyalurkan 44.813 ton beras SPHP atau rata-rata 1.211 ton per hari, jumlah yang dianggap terlalu kecil.
  • Perebutan gabah dengan penggilingan. Penyerapan gabah oleh Bulog melambat, sementara harga gabah tinggi di kisaran Rp 8.000 per kg. Skema maklun membuat mitra Bulog cenderung mendominasi pasokan.
  • Produksi menurun. Surplus beras menipis karena pola musiman, di mana produksi gadu (Juni–September) lebih rendah dari panen raya (Februari–Mei).

Baca Juga: Beras Premium Langka di Pasar Modern, Transparansi Distribusi Beras Dipertanyakan

“Ujung dari tiga kondisi di atas, harga gabah tetap tinggi, dan otomatis harga beras juga sulit turun,” tandas Khudori.

Selanjutnya: IHSG Naik ke 7.926 Hari Ini, Saham BBRI, BVIC, dan AMMN Paling Banyak Net Buy Asing

Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Sunscreen Korea Terbaik, Ringan dan Bebas White Cast!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×