Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Harga beras berada di level tertinggi baru dalam 15 tahun terakhir. Hal ini akan memicu lebih banyak kekhawatiran di Asia dan Afrika. Pasalnya 60% asupan kalori masyarakat wilayah tersebut berasal dari beras.
Beras putih Thailand yang merupakan patokan Asia telah melonjak sebesar US$ 57 selama dua minggu terakhir menjadi US$ 640 per ton. Level ini hanya sedikit di bawah level tertinggi sejak Oktober 2008. Tonggak sejarah kenaikan harga beras telah tercapai pada awal Agustus setelah pembatasan ekspor dari India.
Chookiat Ophaswongse, Presiden Kehormatan Asosiasi Eksportir Beras Thailand menjelaskan, meningkatnya permintaan beras Thailand dari pembeli tak terduga seperti Brasil dan Filipina turut berkontribusi terhadap peningkatan harga. Harga domestik yang lebih tinggi dan penguatan baht telah ikut menopang lonjakan tersebut.
Baca Juga: Harga Pangan Naik, Inflasi November 2023 Diprediksi Meningkat
"Kami menjual dengan baik sekarang karena stok di Vietnam terbatas," kata Chookiat seperti dikutip Bloomberg. Apalagi pembatasan ekspor dari India asih akan berlaku hingga tahun depan. Langkah-langkah tersebut menghasilkan serangkaian kesepakatan pasokan dan diplomasi karena konsumen utama mengkhawatirkan pasokan.
Kenaikan harga telah memicu inflasi yang lebih tinggi di negara pembeli utama, yaitu Indonesia dan Filipina. Munculnya El Niño, biasanya membawa kondisi yang lebih kering ke wilayah-wilayah berkembang di Asia dan akan mengurangi pasokan.
Produksi Thailand akan menurun sebesar 6% pada tahun 2023-2024 karena fenomena iklim. Sementara Vietnam mengarahkan beberapa petani untuk menanam tanaman baru mereka sebagai peringatan dini akan risiko kekeringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News