Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras terus mengalami kenaikan terdampak el nino. Di sejumlah pasar tradisional, beras kualitas medium dijual paling murah Rp 10.000 per kilogram (kg) dan kualitas premium senilai Rp 13.000 per kg.
Dampak dari tingginya harga beras, para pedagang mengaku kesulitan mendapatkan pasokan karena harga jual yang tinggi dari petani, penggilingan, maupun agen.
Terkait kenaikan tersebut, Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin menyarankan agar Perum Bulog tidak salah langkah taktis dalam mengambil keputusan soal pengadaan stok beras.
Baca Juga: Bulog Tetap Berusaha Realisasikan Target Impor Beras 2,3 Juta Ton Hingga Akhir Tahun
“Bulog mohon tidak salah langkah taktis. Jika terlalu memburu stok beras di dalam negeri, mau ambil beras dari dalam negeri, walaupun terbatas, mohon tidak usah ribut-ribut dulu,” ujar dia kepada Kontan, Minggu (20/8).
Lebih lanjut, ia membandingan Bulog dengan perusahaan swasta yang lebih berhasil mengumpulkan stok beras lebih banyak dan mampu melakukan manajemen stok.
Menurutnya, perusahaan swasta mampu membangun hubungan dengan petani maupun kelompok tani.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Impor Beras Lagi, Mendag Siap Terbitkan Izin
“Mereka membangun hubungan dengan petani dan kelompok tani, terkadang menaikkan harga beli gabah walau hanya Rp 50 - 100/kg,” kata dia.
Adapun sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto menyampaikan bahwa Bulog telah melakukan upaya mitigasi dengan menyerap gabah atau beras hasil petani dalam negeri sebanyak-banyaknya dengan realisasi sampai dengan 10 Agustus 2023 mencapai 780.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News