kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Harga Cabai Meroket, Petani: Produktivitas Turun Karena Hujan


Minggu, 12 Januari 2025 / 14:28 WIB
Harga Cabai Meroket, Petani: Produktivitas Turun Karena Hujan
ILUSTRASI. Kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh produktivitas menurun yang dikarenakan musim hujan. ANTARA FOTO/Auliya Rahman/nym.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga cabai rawit semakin pedas di awal tahun ini. Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (12/1) rata-rata nasional harga cabai tembus mencapai Rp 74.200 per kilogram (kg). 

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo membeberkan sebab terjadinya kenaikan harga cabai rawit lantaran produktivitas menurun yang dikarenakan musim hujan. 

Bahkan dia menyebut beberapa wilayah sentra produksi mengalami gagal panen karena banjir.  

Baca Juga: Harga Pangan Terkini di NTT 12 Januari 2025: Cabai Rawit dan Daging Sapi Naik

"Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat," katanya dalam keterangan, Minggu (12/1). 

Dia mencontohkan di wilayah Jawa Tengah kegagalan panen bisa mencapai 70% karena hujan yang menyebabkan rontok bunga.

"Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50 persen. (Lalu) petani banyak yang mengganti (tanam cabai dengan) komoditas tanaman lain," ujar Tunov.

Ia menyebut transisi sentra panen cabai juga turut mempengaruhi pasokan. Katanya, saat Jawa Timur selesai panen akan beralih ke masa panen di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ini kerap terjadi di awal, tengah, dan akhir setiap tahunnya. 

Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan tren harga cabai di awal 2025 persis seperti yang terjadi di awal 2024. 

"Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita. Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1). 

Baca Juga: Bapanas Sebut Kenaikan Harga Cabai di Awal Tahun Adalah Tren Tahunan

Untuk saat ini, Bapanas akan memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga yang kemudian akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus. 

Bapanas meyakini melalui Program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret mendatang. 

Untuk diketahui, sepanjang 2024 pemerintah bersama segenap stakeholder pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya total mencapai 750 ribu kilogram (kg). Dari itu, FDP cabai total terlaksana sebanyak 250.000 kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg; cabai merah keriting 38,7 ribu kg; dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg. 

Direktur SPHP NFA Maino Dwi Hartono menyebut selain program FDP, Bapanas juga akan melanjutnya program pangan murah yang menjual cabai sesuai ketetapan harga pemerintah. 

"Jadi mudah-mudahan ini bisa juga untuk membantu meringankan di sisi hilir konsumen, agar pergerakan harga bisa kita kendalikan lebih baik tentunya," jelas Maino.

Selanjutnya: Biar Siap Menghadapi Dunia Kerja Masa Depan, Bekali Diri dengan 10 Kemampuan Ini

Menarik Dibaca: 4 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan saat Minum Kopi, Awas GERD!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×