kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO global turun, harga TBS lokal justru terkerek


Senin, 13 Juni 2011 / 19:38 WIB
Harga CPO global turun, harga TBS lokal justru terkerek
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di samping grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 10,81 persen atau 0,2 persen ke posisi 5.349,7. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Test Test

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) global terus melandai dalam enam hari terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derrivative Exchange (MDE) har ini (13/6) diperdagangkan di level RM 3.260 atau setara US$ 1.071,3 per ton. Harga ini turun 4,86% dari minggu sebelumnya yang masih sebesar RM 3.388 atau US$ 1.126,1 per ton.

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan, tren penurunan harga CPO pada Juni ini memang sudah diprediksi sebelumnya. Pasalnya, pasokan CPO dari dua negara produsen terbesar yaitu Malaysia dan India memang sedang melimpah sejak Mei kemarin. "Indonesia dan Malaysia sedang memasuki masa panen raya," tutur Fadhil kepada KONTAN, Senin (13/6).

Kondisi itu berimbas pada cadangan CPO kedua negara. Dewan Minyak Sawit Malaysia melaporkan, persediaan CPO Malaysia pada Mei kemarin mencapai 1,92 juta ton, atau naik 14,8% dibandingkan bulan April. Produksi CPO bulan Mei juga naik 13,7% menjadi 1,74 juta ton. Peningkatan stok dan produksi Malaysia membuat pasokan CPO dunia ikut melimpah. Di sisi lain, permintaan CPO dari beberapa negara terutama China dan India relatif stabil. Ketimpangan antara pasokan dan permintaan membuat harga CPO terkoreksi sejak minggu lalu.

Penurunan itu juga disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti harga minyak dunia yang dalam beberapa minggu terakhir turun sebagai imbas tambahan pasokan dari Arab Saudi. Hal ini berimbas pada penurunan permintaan CPO dunia. Maklum saja, ketika harga minyak dunia tinggi, CPO justru menjadi incaran sebagai sumber energi alternatif dengan harga yang lebih murah ketimbang minyak mentah. "Harga CPO biasanya mengikuti pergerakan harga minyak dunia," tutur Fadhil.

Fadhil meramalkan, tren harga CPO ke depannya pun masih amat bergantung pada beberapa faktor terutama pasokan, permintaan, dan harga minyak dunia. Biasanya, pasokan CPO memang lebih berlimpah di semester dua akibat panen raya yang jatuh di periode tersebut. Kondisi ini tentu bakal memperbanyak pasokan CPO dunia.

Tren penurunan harga CPO global ternyata tak lantas berimbas pada harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit lokal. Asmar Arysad, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengatakan, harga TBS kelapa sawit di tingkat petani seminggu belakangan ini justru naik. Minggu lalu, harga TBS masih bertengger di kisaran Rp 1.630 per kilogram (kg). Namun di awal minggu ini, harga TBS naik 9,2% menjadi Rp 1.780 per kg.

Perdagangan CPO global memang menggunakan sistem berjangka. Artinya, level harga saat ini tidak lantas mencerminkan harga di tingkat lokal. Di sisi lain, Asmar menduga kenaikan harga TBS bisa jadi disebabkan oleh peningkatan permintaan dari pabrik-pabrik kelapa sawit lokal. "Mereka giat berproduksi guna memenuhi kebutuhan beberapa negara seperit China dan India," lanjut Asmar. Sebagai informasi, 1 kg CPO biasanya dihasilkan oleh 3,5 kg TBS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×