kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO jatuh, industri boiler berharap pada program B20 dan B30


Kamis, 11 Juli 2019 / 17:00 WIB
Harga CPO jatuh, industri boiler berharap pada program B20 dan B30


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minyak kelapa sawit atawa Crude Palm Oil (CPO) bergantung pada boiler (ketel uap) sebagai sumber tenaga mengolah kelapa sawit. Namun pertumbuhan industri boiler saat ini terseret pelemahan harga CPO di pasar global. Kendati demikian, industri ini menaruh harap pada program B20 dan B30.

Direktur Industri Pemersinan dan Alat Pertanian Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Zakiyudin, mengatakan, selama ini, industri boiler paling banyak digunakan untuk CPO. Selain untuk industri CPO, boiler juga banyak diserap untuk pabrik gula, pabrik makanan dan minuman, pabrik karet, dan pabrik farmasi.

Baca Juga: Rencana B30 minim sosialisasi ke pengusaha truk

Di tengah lesunya CPO, kebijakan biodiesel 20% atawa B20 dan B30 agaknya menjadi angin segar bagi industri boiler. Menurut  Zakiyudin, kebijakan ini bisa kembali memperkuat industri boiler. 

Sebagai gambaran,  B20 dan B30 merupakan kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar minyak bumi dengan mencampurkan bahan bakar solar dengan CPO. Rencana terbaru, pemerintah akan menerapkan B30 yakni bahan bakar solar dengan campuran minyak CPO sebesar 30%. 

Baca Juga: UD Trucks Indonesia mengharapkan juga ada konsistensi standar mutu bahan bakar B30

Zakiyudin berharap aturan ini bisa sukses diterapkan sehingga bisa meningkat lagi seperti yang dicanangkan B100. Walaupun ia menyadari hal ini akan berjalan bertahap karena perlu mempersiapkan banyak hal termasuk industri otomotif-nya.

Terlepas dari rencana B30,  Zakiyudin bilang hingga saat ini industri boiler memiliki potensi untuk terus berkembang karena pemerintah terus menggenjot berbagai proyek seperti konstruksi dan pembangunan listik.

Baca Juga: HIP Biodiesel bulan Juli Rp 6.970 per liter, Bioetanol Rp 10.255 per liter

Tidak dipungkuri, industri ini masih memiliki tantangan di industri hulunya, berupa kekurangan bahan baku. Industri boiler Indonesia juga belum mampu memproduksi komponen boiler tertentu sehingga memerlukan impor. " Seperti supercritical boiler," ujarnya, Kamis (11/7).

Pada paruh kedua 2019 ini, Zakiyudin memproyeksikan industri ini akan lebih baik. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi politik yang mulai stabil. Pemilu, menurutnya, membuat pengusaha apapun menjadi lebih hati-hati dalam mengembangkan usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×