kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.499   0,00   0,00%
  • IDX 7.699   70,40   0,92%
  • KOMPAS100 1.077   10,50   0,99%
  • LQ45 782   12,20   1,58%
  • ISSI 264   0,53   0,20%
  • IDX30 406   6,07   1,52%
  • IDXHIDIV20 472   4,64   0,99%
  • IDX80 119   1,25   1,07%
  • IDXV30 129   -1,04   -0,80%
  • IDXQ30 132   1,79   1,38%

Harga Gandum Dunia Anjlok


Rabu, 24 Maret 2010 / 14:46 WIB
Harga Gandum Dunia Anjlok


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test

JAKARTA. Produsen terigu dalam negeri mulai khawatir akibat penurunan harga gandum selama Maret yang sudah mencapai 17%. Sampai Rabu lalu (24/3). Harga gandum di chicago board of trade (CBOT) jatuh hingga US$ 475 per ton, sementara awal Maret harga gandum itu baru mencapai US$ 504 per ton.

Penurunan harga ini menurut Ratna Sari Lopies, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) dikarenakan kenaikan produksi gandum di negara produsen utama. Sedangkan dari segi permintaan gandum menurut Ratna masih naik. “Turun karena produksi yang naik bukan karena berkurangnya permintaan,” jelas Ratna kepada KONTAN, Rabu (24/3).

Ratna menjelaskan, pengaruh penurunan harga gandum dunia itu berpotensi menaikan volume impor terigu ke Indonesia yang terkerek naik sejak lima tahun terakhir. Hal itu terjadi karena negara produsen gandum memang cenderung akan melempar produknya ke pasar lebih banyak termasuk ke Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar terigu di Asia. “Tren impor terigu saja mengalami kenaikan, apalagi harga bahan bakunya (gandum) itu mengalami penurunan,” jelas Ratna.

Dari angka impor yang disuguhkan Kementerian Perdagangan, volume impor tepung terigu ke Indonesia tahun 2009 mencapai kenaikan fatantis 92% dan merupakan kenaikan impor tertinggi sejak tahun 2004.

Kenaikan impor itu terjadi dari 313.907 ton tahun 2008 menjadi 605.732 ton tahun 2009. Secara nilai, kenaikan impor tersebut naik 23% dari US$ 169 juta tahun 2008 menjadi US$ 209 juta tahun 2009. “Kenaikan impor ini tentunya akan mengancam pasar 18 industri terigu di dalam negeri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×