Reporter: Handoyo | Editor: Test Test
JAKARTA. Asosiasi Industri Timah Indonesia (AITI) berencana memperpanjang penundaan ekspor atau penjualan timah di pasar spot. Sebab, harga timah internasional masih berada di bawah standar harga AITI yakni US$ 24.000 per metrik ton. Jumat (21/10), harga timah di pasar metal London baru mencapai US$ 21.675 per metrik ton.
Tadinya, batas waktu penundaan penjualan timah di pasar spot adalah akhir Oktober ini. Tapi, rencana ini masih bisa berubah karena AITI akan bertemu dengan Gubernur Bangka Belitung dan para pemegang saham untuk membahasnya, Sabtu depan.
Wakil Ketua Umum AITI Rudy Irawan mengatakan, jika selama batas waktu itu harga jual timah belum juga mencapai harga yang ditetapkan, "Kemungkinan kita akan hold penjualan," kata Rudi kepada KONTAN (24/10), tanpa merinci hingga kapan. Selain menunda, opsi lainnya adalah menjual 35% dari total produksi.
Harga standar US$ 24.000 per metrik ton itu merupakan harga wajar yang sesuai dengan ongkos produksi dan margin untung pengusaha. Apabila menjual di bawah harga itu maka margin keuntungan menipis.
Sebagai gambaran, harga timah terus melemah sejak April 2011. Padahal, April 2011 harga timah mencapai puncak tertinggi sebesar US$ 32.347 per metrik ton. Tapi, bulan-bulan berikutnya harga timah terus melandai.
Per Mei, harga timah batangan turun menjadi US$ 28.271. Pada Juni, harga kembali anjlok menjadi US$ 25.519 ton. Saat ini, harga timah berada di level US$ 20.000 hingga US$ 21.000 per metrik ton.
Menurut Rudy, penurunan harga timah tidak semata-mata akibat pasokan berlimpah. Kemungkinan besar, harga timah anjlok karena permainan para spekulan. "Harga seperti saat ini sebenarnya tidak sepantasnya bagi komoditas sestrategis timah," keluhnya.
Abrun Abubakar, Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk mengatakan, sebagai bentuk solidaritas, PT Timah juga belum akan menjual di pasar spot. "Kami juga telah melakukan negosiasi habis-habisan untuk menyesuaikan harga timah yang telah dilakukan kontrak," kata Abrun, kepada KONTAN (24/10).
Dari target produksi PT Timah tahun ini, yakni 37.000 ton, 97% adalah untuk pasar ekspor. Target tahun ini tak berubah dari target produksi tahun lalu.
Catatan saja, tahun lalu, volume ekspor timah Indonesia mencapai 92.853 ton. Selain itu, sebetulnya sampai sebelum penundaan ekspor timah ini, tren ekspor timah tumbuh 12,5% dibandingkan tahun lalu. Pada Januari-Agustus 2010, ekspor timah sebesar 60.475 ton. Sedangkan ekspor timah Januari-Agustus 2011 mencapai 68.055 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News