Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Dewan Persusuan Nasional (DPN) memproyeksikan, produksi susu sapi segar milik peternak sapi lokal sulit untuk naik pada tahun ini. Kondisi produksi yang stagnan itu terjadi karena tidak adanya kenaikan permintaan susu oleh industri pengolahan susu (IPS).
Selain produksi, harga susu sapi dari peternak juga tidak mengalami kenaikan. Hal ini disampaikan oleh Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional di Jakarta, Kamis (17/7). "Padahal peternak sangat bergantung pada penjualan susu kepada IPS, dan peternak tidak memiliki alternatif pasar lain" terang Teguh.
Harga pembelian susu sapi segar oleh IPS saat ini, dibanderol dengan harga Rp 3.900 per liter, atau tidak ada perubahan sejak satu tahun lalu. Menurut Teguh, harga ideal yang seharusnya dibayarkan IPS kepada peternak seharusnya Rp 4.500 per liter, atau sekitar Rp 5.000 per liter jika pembelian dilakukan di koperasi peternak.
Teguh memperkirakan, apabila tidak ada perbaikan harga dari IPS, maka produksi susu peternak lokal sulit mengalami kenaikan dari tahun lalu. Catatan saja, tahun 2011 produksi susu sapi segar nasional tercatat sekitar 1,7 juta liter - 1,8 juta liter, sementara kebutuhan susu nasional mencapai 6 juta liter.
"Dari total kebutuhan susu sapi nasional, 75% berasal dari impor," kata Teguh. Kenaikan impor tersebut terjadi seiring dengan ekspansi industri yang terus terjadi setiap tahunnya.
Sementara itu, Syahlan Siregar, Direktur eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) mengaku, tetap konsisten menyerap susu segar dari peternak rakyat. Ia mengaku, harga susu impor olahan lebih murah ketimbang susu dari peternak sapi lokal.
Sebagai pembanding, harga susu impor yang sudah dalam bentuk olahan dibeli seharga Rp 3.700 setara satu liter, sementara bahan baku susu segar dari peternak sapi perah dibeli Rp 3.800 per liter-Rp 4.000 per liter.
Agar layak konsumsi, IPS harus melakukan proses pasteurisasi susu dengan estimasi biaya Rp 300 per liter-Rp 400 per liter. Biaya inilah membuat IPS terbebani. " Anggota kami tetap konsisten melakukan pembelian dari peternak lokal,” kata Syahlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News