Reporter: Fransiska Firlana,Melfita Dian | Editor: Test Test
Jumat pagi atau hari kelima puasa, suasana di pasar Pondok Gede, Jakarta Timur tampak lengang. Para pedagang tampak lebih banyak duduk-duduk menjaga dagangan. "Sepi. Setengah ekor saja belum tentu laku dalam sehari," ujar Jejen, pedagang daging sapi di pasar itu.
Biasanya setiap memasuki bulan Ramadan, Jejen mampu menjual seekor sapi setiap hari. Kini, pembeli daging sapi malah sepi. Ia memperkirakan, ini semua akibat harga daging sapi yang makin mahal. Seminggu ini, harga daging di Pasar Pondok Gede naik tiga kali. Semula Rp 50.000 per kg, pagi itu sudah menjadi Rp 60.000 per kg. Jejen memperkirakan, harganya Rp 75.000 per kg mendekati Lebaran.
Eje, seorang pedagang daging sapi di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat, mengakui bahwa kenaikan daging itu menyebabkan keuntungannya tergerus. "Saya enggak bisa menaikkan tinggi-tinggi," tuturnya.
Selain akibat harga daging yang makin liar, omzet pedagang daging sapi juga turun akibat ditinggal pelanggan setia. Eje mencatat, sepekan terakhir ini, jumlah pembeli menurun 30%. "Pembeli saya paling banyak tukang bakso. Saat ini mereka justru pada pulang kampung," ungkap Eje.
Pedagang daging ayam di Pasar Pondok Gede, Jakarta Timur juga mengeluhkan sepinya pembeli. Sebelum puasa, harga daging ayam mencapai Rp 20.000-Rp 23.000 per ekor. Memasuki bulan puasa ini, harganya naik menjadi Rp 25.000 per ekor. "Orang sudah pada mikir baju Lebaran, kali," kata Yusuf, pedagang ayam di Cengkareng.
Harga beras tampaknya yang masih tetap anteng. Lingga, seorang pedagang beras mengaku beras yang ia jual sekarang merupakan stok empat bulan lalu. Harganya masih stabil. Beras jenis IR-64, masih seharga Rp 5.500 per kg. Asnawi, pedagang beras lainnya menimpali, "Paling mahal jenis Pandanwangi. Sekilo harganya Rp 5.800. Ini juga stok lama".
Harga telur di Cengkareng pun tak menggelinding ke mana-mana. Maklum, harganya memang sudah mahal. Ubay, pedagang telur di Pasar Cengkareng mengaku, sudah beberapa waktu ini, harga telur kalem di Rp 15.000 per kg, dan belum ada tanda-tanda akan turun. Bulan lalu, harga telur Rp 13.500 per kg sebelum puasa. "Saat ini, pembeli masih sepi. Paling seminggu lagi baru naik lagi," katanya.
Kondisi berbeda terlihat di Pasar Pondok Gede. Lantaran permintaan banyak, Tulus, pedagang telur di sana, mengaku kehabisan pasokan dari agen. Awal puasa, harga telur terus mendaki dari Rp 12.000 per kg. Kini, harganya mendekati harga Rp 16.000 per kg. "Susah dapat pasokan telur sekarang," katanya.
Di antara parade kenaikan harga bahan pangan, cuma pedagang minyak goreng yang manyun. Maklum, harga si licin terus tergelincir. Semula, harganya minyak goreng curah Rp 11.000 per kg. Menjelang puasa, harganya menjadi Rp 9.000 per kg. Pedagang minyak goreng memilih tak menyimpan banyak stok minyak goreng seperti Lebaran tahun lalu. Pasalnya, fluktuasi harganya terlalu cepat. "Mungkin harga minyak kelapa sawitnya turun," tandas Tarigan, pedagang sembako di Pondok Gede.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News