kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga komputer melambung karena banjir Thailand


Senin, 14 November 2011 / 09:13 WIB
Harga komputer melambung karena banjir Thailand
ILUSTRASI. ilustrasi. Inilah gedung tertinggi di Indonesia, akan beroperasi April 2021. KONTAN/Baihaki/14/4/2020


Reporter: Sofyan Nur Hidayat |

JAKARTA. Harga personal komputer (PC) dan laptop terus merangkak naik sejak tiga minggu lalu. Kenaikan harga dipicu pasokan komponen terutama hardisk yang terhenti karena banjir yang membuat pabrik di Thailand berhenti beroperasi.

Dari penelusuran KONTAN di Plaza Pinangsia Computer Center Glodok, kenaikan harga terutama terjadi pada hardisk untuk personal computer (PC) dan hardisk eksternal. Elizabeth Arianti, pemilik toko Esa Computer mengatakan selama tiga minggu, toko komputer kesulitan mendapatkan hardisk. Bahkan hardisk merek Samsung, WDC dan Hitachi tidak bisa diperoleh lagi dari distributor. "Yang ada cuma merek Seagate, itu pun harganya sudah naik tiga kali lipat," kata Elizabeth, Minggu (13/11).

Sebelumnya hardisk Seagate untuk kapasitas 250 gigabyte bisa diperoleh dengan harga US$ 33. Namun harganya naik secara bertahap tiap hari hingga sekarang mencapai US$ 89. Sementara harga hardisk eksternal ukuran sama dari US$ 50 naik jadi US$ 60. Akibat kenaikan harga hardisk, harga PC rakitan pun naik dengan selisih harga sekitar Rp 500.000.

Sedangkan harga laptop dan netbook masih relatif sama. Namun sejak seminggu terakhir, harga merek lokal yaitu Zyrex dan Axio mulai naik. Untuk netbook dari harga semula Rp 1,8 juta menjadi Rp 2,2 juta. Harga produk lokal itu mengalami kenaikan karena komponennya banyak dipasok dari Thailand.

Kenaikan harga itu menyebabkan penjualan hardisk dan PC setiap hari nyaris kosong. Elizabeth mengatakan pembeli memilih menahan diri sambil menunggu harga turun. Toko komputer kini mengandalkan penjualan laptop dan netbook yang memang dibeli dalam bentuk build up. Penjualan toko rata-rata turun sekitar 50%. Kadangkala, toko malah terpaksa rugi karena harus mengirim PC yang sudah dipesan jauh hari sebelumnya saat harga hardisk belum naik.

Hal itu juga diakui oleh Jenny Marketing dari Speed Computer. Menurut Jenny penjualan bisa turun hingga 50% lebih. "Pembeli memilih hold, kecuali pembelian PC untuk perkantoran tapi jumlahnya sedikit," kata Jenny.

Namun Felix, pemilik Maru Maru Com di komplek Kampus Binus mengatakan konsumen sebagian memahami kesulitan yang terjadi. "Kalau benar-benar urgent, mereka tetap beli," kata Felix.

Toko komputer mengaku tidak tahu sampai kapan pasokan komponen komputer itu akan terganggu. Info yang beredar ada yang mengatakan baru akan normal bulan Desember atau bahkan empat bulan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×