Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kopi tidak luput dari pelemahan harga komoditas. Tahun ini, harga kopi jenis robusta turun dari US$ 1.600 per ton tahun lalu menjadi US$ 1.400 per ton. Sementara, harga kopi jenis arabika juga sedikit turun, meski masih di kisaran US$ 116–US$ 120 per ton.
Selama ini, robusta mendominasi 75% produksi kopi Indonesia, yang ditargetkan sebanyak 300.000 ton–350.000 ton tahun ini. Target ini turun dari realisasi produksi sebanyak 450.000 ton–500.000 ton tahun lalu.
Pranoto Soenarto, Ketua Kompartemen Industri dan Spesialiti Kopi Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) mengaku heran dengan tren penurunan harga kopi global di awal tahun ini.
"Padahal, pasokan kopi berkurang karena faktor cuaca. Dalam kondisi seperti ini, seharusnya harga kopi dunia naik," ujarnya kepada KONTAN, Senin (15/2).
Pranoto menyebut, dalam tiga tahun terakhir, telah terjadi shortage atau kekurangan pasokan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor sebanyak 6% per tahun untuk kopi robusta. Sedangkan shortage untuk kopi arabika sebesar 1%–2% per tahun.
Oleh karena itu, Pranoto menduga penurunan harga kopi yang terjadi saat ini akibat ulah mafia di luar negeri, yang juga memainkan harga beberapa komoditas lain, seperti karet dan kakao.
Saat ini, sebagian besar produksi kopi Indonesia diserap oleh pasar ekspor. Pranoto bilang, saban tahun Indonesia mengirimkan 400.000 ton kopi, baik dalam bentuk biji kopi maupun kopi olahan yang siap dikonsumsi.
Melihat penurunan harga kopi di pasar ekspor yang semakin dalam, AEKI berniat memperbesar distribusi kopi ke pasar dalam negeri. Dia berharap, konsumsi kopi dalam negeri bisa bertambah menjadi 2 kilogram (kg) per kapita per tahun dari saat ini yang hanya 1,1 kg per kapita per tahun.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, saat ini, industri pengolahan kopi nasional baru mampu menyerap 35% dari produksi kopi, sehingga sisanya harus diekspor. Untuk itu, Saleh meminta agar industri melakukan diversifikasi produk kopi olahan lewat memperbanyak ragam produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













