Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Pertamina Patra Niaga merespons keluhan masyarakat terkait lonjakan harga liquefied petroleum gas (LPG) di sejumlah wilayah Aceh pascabencana banjir dan longsor.
Pertamina menegaskan kenaikan harga LPG tidak terjadi secara merata, melainkan terbatas di Banda Aceh, Bireuen, Pidie, serta sebagian wilayah Aceh Barat Daya.
Lonjakan harga tersebut dipicu gangguan distribusi akibat terputusnya jalur transportasi darat.
Baca Juga: Oxone Bersiap Menyambut Tahun 2026 Lewat Produk Masak Inovatif
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo menjelaskan bahwa stok LPG terbesar di Provinsi Aceh berada di fasilitas Arun, Lhokseumawe.
Namun, akses darat dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh sempat terputus sehingga menghambat penyaluran LPG.
“Gangguan ini menghambat pasokan LPG dari Lhokseumawe ke Banda Aceh dan sekitarnya. Langkah pertama yang kami lakukan adalah membuka jalur alternatif melalui laut,” ujar Ega di Jakarta, Senin (15/12/2025).
Menurutnya, distribusi LPG melalui jalur laut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan jalur darat. Saat ini, Pertamina Patra Niaga mengoperasikan dua kapal roll-on/roll-off (Ro-Ro) untuk mengangkut LPG dari Lhokseumawe ke Banda Aceh.
Selain itu, Pertamina juga mendatangkan lima unit truk berangkai dari Dumai, Riau, serta Jawa Barat menuju Lhokseumawe untuk memperkuat pasokan.
Baca Juga: Beban Puncak Nataru Diproyeksi 46,8 GW, PLN Pegang Cadangan 7,1 GW
Ke depan, perseroan menyiapkan tambahan sembilan truk tangki guna mempercepat distribusi LPG ke Banda Aceh dan wilayah sekitarnya.
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga bersama pemerintah daerah akan menggelar operasi pasar untuk menekan praktik spekulasi yang memicu lonjakan harga.
Operasi ini menyasar oknum yang membeli LPG dengan harga normal, namun menjualnya kembali dengan harga jauh lebih tinggi.
“Melalui operasi pasar, penjualan LPG akan dilokalisir. Namun, saat ini kami memprioritaskan pasokan untuk dapur-dapur umum terlebih dahulu,” kata Ega.
Secara terpisah, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) juga menerapkan berbagai skema distribusi energi pascabencana di Aceh, baik untuk LPG maupun bahan bakar minyak (BBM). Untuk LPG, keterbatasan akses logistik masih menjadi kendala utama di sejumlah wilayah terdampak.
Sebagai langkah mitigasi, Pertamina menyalurkan LPG melalui jalur laut menggunakan kapal Ro-Ro dari Lhokseumawe ke Banda Aceh dengan total pengiriman mencapai 990 metrik ton.
Baca Juga: Penjualan Ritel Suzuki Indomobil (SIS) Naik 3% di November 2025
Upaya ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan sekaligus mempercepat pemulihan distribusi.
Sementara itu, untuk BBM, kendala distribusi terjadi di Aceh Tamiang. Pertamina memperkuat pasokan dengan mengoptimalkan jalur distribusi yang masih dapat dilalui agar layanan kepada masyarakat tetap berjalan.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Fahrougi Andriani mengatakan, saat ini terdapat dua SPBU di Aceh Tamiang yang beroperasi dengan dukungan genset karena pasokan listrik belum sepenuhnya pulih.
Penyaluran BBM juga dilakukan melalui skema canting, yakni distribusi dari drum menggunakan metode sedot manual sebagai solusi sementara.
Selanjutnya: IHSG Bergerak ke 8.649 di Akhir Sesi Pertama, Top Losers LQ45: TOWR, KLBF, MDKA
Menarik Dibaca: Nikmati 15 Promo Makanan & Minuman HUT BRI ke-130, J.CO hingga Marugame Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













