Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga batubara berpotensi mendorong perusahaan batubara untuk mengoptimalkan produksi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, dalam kondisi saat ini setidaknya perusahaan batubara bakal mengoptimalkan produksi demi mengejar target produksi untuk kuartal I 2021.
"Paling tidak mengejar target produksi yang sempat terhambat larangan ekspor di Januari," kata Hendra kepada Kontan, Senin (7/3).
Hendra melanjutkan, ekspor batubara pada periode Januari 2022 hingga Februari 2022 pun lebih rendah ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Volume Penjualan Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Naik 6% di Januari 2022
Merujuk data Minerba One Data Indonesia (MODI), produksi Januari-Februari pada tahun 2022 mencapai 73,47 juta ton. Jumlah ini turun 20,82% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Februari 2021 produksi batubara mencapai 92,79 juta ton.
Adapun, ekspor batubara untuk Januari sampai Februari 2022 mencapai 18,84 juta ton atau turun 66,36% yoy. Ekspor batubara pada Januari-Februari 2021 tercatat mencapai 56,01 juta ton.
Hendra menambahkan, kenaikan harga yang terjadi bersifat tidak normal sehingga sulit memprediksi kenaikan harga ini akan berlangsung berapa lama.
Kendati demikian, dengan tren harga ini maka Hendra menilai ada peluang untuk revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk tahun ini. "Untuk peluang revisi RKAB dimungkinkan. Revisi target produksi itu kewenangan pemerintah tentunya," kata Hendra.
Baca Juga: Saham ADRO Sudah Beri Untung Besar Tahun 2022, Tapi Masih Direkomendasi Buy
Sementara itu, Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga mengungkapkan, kenaikan harga berpotensi berlangsung untuk waktu lama.
"Strategi kami konsisten untuk menjaga volume produksi sesuai rencana selain untuk melakukan efisiensi semua lini," kata Adrian kepada Kontan, Senin (7/3).
Adrian pun memastikan ABMM senantiasa memenuhi kewajiban DMO.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham yang Bisa Dicermati Pada Senin (7/3)
Kontan mencatat, untuk tahun ini ABMM menargetkan volume dan penjualan batubara minimal 14 juta ton dan volume overburden removal (OB) tumbuh minimal 25% dibandingkan realisasi 2021.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Ricky Fernando mengungkapkan, pihaknya menargetkan dapat mencapai target produksi untuk tahun ini.
"Target produksi Kideco tahun ini sebesar 34 juta ton, sedangkan MUTU sebanyak 1,8 juta ton," kata Ricky, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News