Reporter: Adi Wikanto, Leni Wandira | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga mobil listrik dari sejumlah pabrikan ini berpotensi melonjak hingga 30% pada tahun 2026 akibat penghentian insentif pajak mobil listrik completely built up (CBU).
Pabrikan mobil listrik yang bakal terdampak penghentian insentif tersebut antara lain BYD Auto Indonesia, Vinfast Automobile Indonesia, Geely Motor Indonesia, Era Industri Otomotif (Xpeng), National Assemblers (Aion, Citroen, Maxus, dan VW), serta Inchape Indomobil Energi Baru (GWM Ora). Sebelum naik tinggi, cek harga mobil listrik BYD, Vinfast, Aion dan Xpeng yang berlaku September 2025.
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, penghentian pemberian insentif ini akan membuat harga mobil listrik impor berpotensi melonjak tajam.
“Penghentian insentif pajak CBU akan menyebabkan harga EV impor yang APM-nya gagal memenuhi syarat Permenperin No. 35 Tahun 2025 bakal naik signifikan, bisa sampai 30%. Sebab, mereka kembali dikenakan PPN, PPnBM, dan bea masuk penuh,” jelas Yannes kepada KONTAN, Jumat (19/9/2025).
Baca Juga: Daftar Tanggal Merah & Cuti Bersama 2026, Simak Cara Buat Paspor untuk Liburan
Namun, kenaikan ini tidak akan merata. Yannes menekankan bahwa produsen yang berhasil merealisasikan komitmen investasi dan produksi lokal tetap berhak mendapatkan insentif fiskal lanjutan.
"Kalau mereka berhasil memenuhi komitmennya, maka harga EV bisa tetap stabil atau bahkan turun. Mereka bisa menikmati insentif seperti PPN ditanggung pemerintah (DTP), bebas PPnBM, atau subsidi baterai,” katanya.
Dengan begitu, konsekuensi logis dari kebijakan baru ini adalah mendorong percepatan industrialisasi kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Yannes, strategi paling realistis bagi Agen Pemegang Merek (APM) dengan penjualan tinggi, khususnya di segmen Rp 200 juta–Rp 500 juta, adalah mempercepat pembangunan pabrik lokal.
"Kalau tidak, pangsa pasar yang sudah terbentuk bisa hilang karena harga melonjak dan tidak kompetitif,” tegasnya.
Sementara itu, APM dengan volume penjualan rendah di segmen menengah bawah dinilai akan kesulitan bertahan. Produk mereka akan berubah menjadi niche yang terlalu mahal, sehingga risiko mati perlahan sangat besar.
"Yang masih layak impor CBU tinggal untuk segmen premium atau produk spesifik yang tidak sensitif terhadap harga. Konsumen segmen ini relatif rela membayar lebih mahal tanpa insentif,” papar Yannes.
Ia mencontohkan strategi yang lebih efisien adalah beralih ke impor dalam bentuk komponen (Completely Knocked Down/CKD) untuk dirakit di Indonesia.
"Dengan CKD, mereka bisa memanfaatkan fasilitas perakitan lokal seperti di PT Handal Indonesia Motor yang sudah digunakan beberapa merek, termasuk Chery dan Geely. Perakitan lokal lebih murah secara pajak dan membantu memenuhi target TKDN 40% karena tenaga kerja dan biaya overhead masuk hitungan,” jelasnya.
Yannes menilai potensi perlambatan adopsi EV akan paling terasa di segmen menengah, yakni mobil listrik dengan harga Rp 200 juta–Rp 500 juta yang sangat sensitif terhadap perubahan harga.
“APM importir EV low cost yang gagal memenuhi komitmen dengan Kemenperin akan collapse perlahan karena produknya jadi tidak menarik lagi,” pungkasnya.
Tonton: IHSG Berpeluang Menguat Terbatas pada Senin (22/9/2025), Ini Katalis Pendukungnya
Harga mobil listrik per September 2025
Sebelum harga naik, berikut perbandingan harga mobil listrik BYD, Xpeng, Aion dan Vinfast per September 2025, dirangkum dari pemberitaan di Kompas.com:
Harga mobil listrik Aion
- Aion Y Plus Exclusive: Rp 419 juta
- Aion Y Plus Premium: Rp 479 juta
- Aion V Exclusive: Rp 449 juta
- Aion V Luxury: Rp 489 juta
- Aion UT: TBA
- Hyptec HT Premium: Rp 691 juta
- Hyptec HT Ultra: Rp 843,5 juta
Harga mobil listrik BYD
- Atto 1 Dynamic: Rp 195 juta
- Atto 1 Premium: Rp 235 juta
- Dolphin Dynamic: Rp 369 juta
- Dolphin Premium: Rp 429 juta
- Atto 3 Advanced: Rp 390 juta
- Atto 3 Superior: Rp 520 juta
- M6 Standard: Rp 383 juta
- M6 Superior 7-seater: Rp 423 juta
- M6 Superior Captain Seat: Rp 433 juta
- New Seal Premium: Rp 639 juta
- New Seal Performance (AWD): Rp 750 juta
- Sealion 7 Premium: Rp 629 juta
- Sealion 7 Performance: Rp 719 juta
Harga mobil listrik VinFast
- VF5: Rp 212 juta (berlangganan baterai)
- VF5: Rp 272,35 juta (sudah termasuk baterai)
- VF e34: Rp 283 juta (berlangganan baterai)
- VF e34: Rp 320,85 juta (sudah termasuk baterai)
- VF 3: Rp 152 juta (berlangganan baterai)
- VF 3: Rp 192,28 juta (sudah termasuk baterai)
- VF 6 Plus: Rp 364 juta (berlangganan baterai)
- VF 6 Plus: Rp 397 juta (sudah termasuk baterai)
- VF 6 Eco: Rp 308 juta (berlangganan baterai)
- VF 6 Eco: Rp 334,995 juta (sudah termasuk baterai)
- VF 7 Plus: Rp 508 juta (berlangganan baterai)
- VF 7 Plus: Rp 568 juta (sudah termasuk baterai)
- VF 7 Eco: Rp 418 juta (berlangganan baterai)
- VF 7 Eco: Rp 468 juta (sudah termasuk baterai)
Harga mobil listrik Xpeng
- G6 Pro: Rp 619 juta
- X9 Standard: Rp 990 juta
- X9 Long Range Pro: Rp 1,059 miliar
- X9 Long Range Pro Plus: Rp 1,099 miliar
Tonton: Tiga Anak Usaha Pertamina Dimerger, Direksi dan Komisaris Dikocok Ulang Januari 2026
Selanjutnya: IHSG Sentuh Level Tertinggi, Namun Masih Minim Katalis Baru
Menarik Dibaca: Cara Praktis Merawat Tanaman Hidroponik Terong,Ikuti Tutorial Lengkapnya Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News