kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga murah, lelang PLTMG sepi peminat


Jumat, 05 Agustus 2016 / 11:12 WIB
Harga murah, lelang PLTMG sepi peminat


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Lelang pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) oleh Perusahaan Listrik negara (PLN) sepi peminat. Dua pembangkit yang tidak diminati itu adalah PLTMG Scattered Riau berkapasitas 180 MW dan PLTMG Peaker atau pemikul beban puncak di Pontianak berkapasitas 100 MW.

Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan PLN menjelaskan, pada lelang yang lalu, hingga batas akhir pengumpulan proposal penawaran lelang sudah berakhir 26 Juli 2016 tidak ada yang menyerahkan penawaran. 

Padahal, menurut dia, banyak investor yang sudah menyerahkan proposal kepada PLN untuk menggarap pembangkit ini. Tapi nyatanya hingga tahap penawaran tidak ada satupun yang menyampaikan penawaran harga.

"Sekarang kami undang satu per satu, diajak berkomunikasi. Kenapa tidak mau mengajukan penawaran karena sebetulnya ini kan Independent Power Producer kecil-kecil," kata Iwan kepada KONTAN pada Rabu (3/8). Karena itu, PLN berencana menggelar tender ulang pada September 2016 mendatang.

Iwan mengatakan, agar lelang ini sukses, pihaknya saat ini sedang mengumpulkan informasi dari para peminat agar bisa menemukan format yang tepat. Apalagi lelang pembangkit peaker ini baru dilakukan kali pertama. 

PLN saat ini tengah mencari format lelang yang paling tepat agar lelang kedua proyek tersebut bisa menghasilkan keputusan terbaik bagi PLN, negara, dan investor. Misalnya soal penetapan tarif, PLN tentu tidak ingin tarifnya terlalu mahal, agar tarif listrik yang dibebankan kepada pelanggan PLN tidak mahal. Namun demikian, PLN ingin agar investor juga ingin mendapat tarif yang layak untuk investasi.

Manajemen PLN menargetkan dalam dua pekan ke depan bisa menerima masukan dari peminat tender. Dengan cara ini, perusahaan pelat merah ini bisa memperbaiki mekanisme lelang yang kedua.

Iwan menyebut, sebenarnya PLN menginginkan mengerjakan sendiri proyek  pembangkit peaker karena pembangkit fungsinya hanya sebagai pendukung sistem kelistrikan yang sudah ada.

Namun dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru, PLN tidak dimungkinkan mengerjakan proyek ini. Seperti kita tahu di RUPTL baru, PLN hanya mendapat jatah pembangunan proyek sebesar 10.000 MW. Padahal sebelumnya bisa menggarap 14.000 MW.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Produsen Listrik Swasta (APLSI) Priamanaya Djan menyebut sejatinya pengusaha berminat menggarap proyek PLN. Tapi  lantaran paket yang ditawarkan PLN tidak feasible swasta akan berupaya melakukan pembicaraan lagi agar bisa penyesuaian ketentuan-ketentuan dalam perjanjian pembelian listrik PLN secara transparan agar bisa saling menguntungkan.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×