kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Harga mutiara tak lagi berkilau


Selasa, 16 November 2010 / 09:45 WIB
Harga mutiara tak lagi berkilau
ILUSTRASI. Peluncuran digiAsk oleh Askrindo


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Saat ini pangsa pasar mutiara Indonesia mencapai 53% dari total pasar mutiara dunia yang hanya 9 ton per tahun. Pertumbuhan pasar mutiara Indonesia tahun ini melejit dibanding 2005. Lima tahun lalu, Indonesia hanya menguasai 40% pasar mutiara di dunia. Sayangnya, meski penguasaan pasar naik, namun harga produk mutiara justru merosot.

Tengok saja, mutiara South Sea Pearl asal Indonesia dengan kualitas ekspor hanya dihargai US$ 25 per gram, jauh di bawah harga tahun 2005 sebesar US$ 83 per gram. Menurut Direktur Pemasaran Luar Negeri KKP Saut P. Hutagalung, harga mutiara melorot karena pengusaha Indonesia berlomba mengekspor sehingga pasokan berlimpah.

Bambang Setiawan, Wakil Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI) menambahkan, masalahnya adalah pertumbuhan produksi mutiara Indonesia tidak terkontrol. “Tahun ini kita memproduksi sekitar 9 ton mutiara, sama dengan kebutuhan dunia. Padahal, banyak negara lain juga penghasil mutiara,” ujarnya.

Benar. Yang turun memang tidak hanya harga mutiara dari Indonesia. Mutiara dari Australia kini pun cuma laku US$ 80 per gram, anjlok dibanding harganya lima tahun lalu US$ 143 per gram.

Harga mutiara Australia lebih mahal ketimbang mutiara Indonesia karena mutiara yang mereka hasilkan didominasi kerang alam. Sedangkan 60% mutiara produksi Indonesia merupakan mutiara budidaya.

Sudah begitu, lantaran fokus menggenjot produksi, kualitas mutiara Indonesia turun. Ini karena pembudidaya lebih mengejar kuantitas dibanding kualitas. Misalnya, mereka memperkecil kerapatan antarkerang dan tidak diimbangi nutrisi plankton yang cukup. Akibatnya, banyak mutiara ekspor dari Indonesia hanya masuk grade d dan e yang harganya hanya berkisar antara US$ 0,5 hingga US$ 3 per gram. Padahal mutiara kualitas ekspor adalah grade a, b, dan c.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×