kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga naik, Mentan panggil pengusaha bibit ayam


Rabu, 10 Juli 2013 / 08:08 WIB
Harga naik, Mentan panggil pengusaha bibit ayam
ILUSTRASI. Ingin Kulit Awet Muda? Inilah 4 Cara Mengurangi Konsumsi Makanan Tinggi Gula


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Harga daging ayam yang melambung tinggi membuat Kementrian Pertanian geram. Himbauan pemerintah supaya tidak memanfaatkan momen Ramadhan dan menaikan harga daging ayam tampaknya tidak digubris.


Suswono, Menteri Pertanian rencananya akan memanggil para peternak dan pengusaha bibit ayam atau day old chicken (DOC). "Saya sudah memerintahkan Dirjen Peternakan. Nanti waktunya, saya tidak tahu persisnya," kata Suswono, Menteri Pertanian, Selasa (9/6).


Seperti diketahui dalam beberapa pekan terakhir, harga daging ayam terus naik. Pada bulan Mei lalu, harga daging ayam mencapai Rp 27.000 per kilogram (kg). Tetapi, kini harga daging ayam bertengger di level Rp 32.000 hingga Rp 33.000 per kg.


Menurut Suswono, selain harga pakan ternak yang naik, penyebab paling utama kenaikan harga daging ayam adalah kenaikan harga bibit ayam. Biasanya, harga bibit ayam dijual sebesar Rp 4.000 per ekor. Kini harga jual DOC sebanyak Rp 6.000 per ekor. "DOC ini dijual oleh perusahaan tertentu," katanya.


Selain harga daging ayam yang terus naik, harga kebutuhan pokok lainnya seperti cabai, bawang dan daging sapi juga mengalami kenaikan.
Menurut Suswono, untuk mengendalikan harga-harga komoditas ini, pemerintah pasrah tidak bisa berbuat banyak. Sejauh ini, pemerintah hanya menghimbau kepada pedagang untuk tidak menaikan secara berlebihan. "Ini mekanisme pasar, yang bisa diintervensi beras dan kedelai," katanya.


Makanya, untuk meredam gejolak harga pangan di masyarakat, Suswono meminta kepada pemerintah daerah dan Badan usaha Milik Negara (BUMN) untuk rajin menggelar pasar murah. "Jadi pemerintah daerah juga ikut mensubsidi, misalnya di DKI Jakarta mau memberikan subsidi sebesar Rp 20.000 per kg untuk daging sapi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×