Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertumbuhan harga properti yang tinggi di Indonesia timur membuat pengembang kian gencar membidik kawasan tersebut.
Menurut Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) yang terbit akhir pekan lalu, selama kuartal IV-2014, kenaikan harga rumah tertinggi secara tahunan terjadi di dua kota di wilayah timur Indonesia yaitu Manado dan Makassar.
BI mencatat harga properti residensial di Manado tumbuh 20,67% year-on-year (yoy), sementara Makassar tumbuh 18,03% yoy. Kota lain yang harga properti residensialnya juga melesat adalah Bandung sebesar 12,36% yoy.
Padahal rata-rata pertumbuhan harga properti residensial di 16 kota hanya 6,29% yoy. Angka itu melambat apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan harga yang tinggi di Indonesia timur diakui oleh PT Wika Realty. Direktur Pengembangan Bisnis dan Properti Wika Realty Imam Sudiyono bilang, apartemen dan kondotel Tamansari Lagoon di Manado bisa mengalami kenaikan harga hingga 35%-40% per tahun.
Per akhir 2014, harga apartemen Tamansari Lagoon sudah tembus Rp 21 juta per meter persegi (m2). Sebagai perbandingan, harga proyek Wika Realty di Jakarta dan Surabaya paling banter hanya naik 20%-25% saban tahunnya.
Imam mengaku berani mengerek harga secara bertahap karena melihat tingginya permintaan. "Sebenarnya, permintaan tahun lalu sedikit menurun dari segi volume karena ada kebijakan loan to value (LTV) dan kenaikan suku bunga, tapi masih tetap tumbuh," ujar Imam kepada KONTAN, belum lama ini.
Tidak mau menyiakan kesempatan, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk itu pun merangsek ke Makassar. "Kami baru saja membeli lahan seluas 7.000 m2 di dekat Bandara Sultan Hasanuddin Makassar," ungkap Imam.
Sayang, dia enggan memberi tahu nilai investasi yang keluar. Yang jelas, Wika Realty menyiapkan lahan tersebut menjadi apartemen dan kondotel dengan merek Tamansari.
Sementara itu Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy mengiyakan Indonesia timur masih bisa tumbuh di saat pasar properti secara keseluruhan melambat di tahun pemilihan umum (pemilu). "Ekonomi di sana lebih stabil," jelas Eddy.
Eddy menyebut nama-nama pengembang besar seperti Lippo, Sinarmas Land, dan Agung Podomoro tertarik melakukan ekspansi ke Indonesia timur. Namun, imbuh Eddy, konsentrasi pengembang masih lebih banyak di pulau Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News