kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga nikel jadi katalis positif bagi kinerja Vale Indonesia (INCO) di 2021


Senin, 13 September 2021 / 16:09 WIB
Harga nikel jadi katalis positif bagi kinerja Vale Indonesia (INCO) di 2021
ILUSTRASI. Harga nikel yang sedang naik akan menjadi katalis positif bagi kinerja Vale Indonesia (INCO) di tahun 2021.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis dengan prospek bisnis nikel di tahun ini lantaran harga nikel yang terus menanjak di paruh pertama tahun ini. 

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, kenaikan harga nikel di London Metal Exchange (LME) tentu saja sangat positif untuk kinerja keuangan INCO khususnya menunjang kenaikan pendapatan perusahaan. 

"Walaupun di saat yang sama harga minyak dan batubara juga naik dan memberikan tekanan pada biaya produksi. Tetapi secara keseluruhan dampaknya masih positif,"  ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/9). 

Sebagai informasi, sejalan dengan naiknya harga nikel di pasar internasional, rata-rata harga jual nikel produksi INCO pun tumbuh 37,31% yoy menjadi US$ 13.520 per ton di sepanjang semester I 2021. 

Baca Juga: Tak masuk bisnis downstream, Vale (INCO) akan memproduksi limonit

Bernardus mengatakan, harga nikel sangat susah diprediksi, tergantung faktor permintaan dan suplai pasar. Saat ini kondisi pasar sangat ketat, ditandai dengan level persediaan di LME yang rendah. 

Namun demikian, Bernardus melanjutkan, hal yang harus diwaspadai juga adalah kenaikan supali terutama dari Indonesia. "Diharapkan harga nikel tetap berada di level US$  17.000 hingga US$18.000 per ton sampai akhir 2021," ujarnya. 

Untuk memanfaatkan momentum ini, Bernardus bilang, strategi yang dilakukan INCO saat ini adalah mengoptimalkan proses produksi dan mengendalikan biaya produksi. 

"Di tengah tekanan harga minyak dan batubara, perusahaan harus meningkatkan efisiensi proses yang bisa mengendalikan biaya produksi. Beberapa inisitif efisiensi yang sudah dimulai dari tahun 2018 akan tetap kami lanjutkan," ujarnya. 

Untuk rencana ekspansi, Bernardus mengungkapkan, INCO  dan partner terpilih akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel baru di Pomalaa, Kabupaen Kolaka, Sulawesi Tenggara dan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Saat ini manajemen INCO sedang menyelesaikan semua persyaratan untuk pengmbilan keputusan investasi final. 

 

Selanjutnya: Kenaikan harga batubara membuat biaya bahan bakar Vale Indonesia (INCO) membengkak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×