kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Harga Pertamax naik, konsumsi premium akan meningkat


Selasa, 01 Februari 2011 / 17:21 WIB
Harga Pertamax naik, konsumsi premium akan meningkat


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak mentah yang bergerak liar mengerek kenaikan harga bahan bakar khusus (bbk). Per 1 Februari 2011, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga di kisaran Rp 200 hingga Rp 650 per liternya. Di wilayah Jakarta dan sekitarnya, harga Pertamax tembus Rp 8.450 per liter atau naik sebesar Rp 350 per liter dari harga sebelumnya.

"Terhitung tanggal 01 Februari 2011 pukul 00.00 WIB sebagian besar harga BBM non subsidi Pertamina yang terdiri dari Pertamax, Pertamax Plus, Bio Pertamax di Jakarta dan di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami perubahan harga," ujar Vice Presiden Communication Pertamina, Selasa (1/2).

Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomo Hadi bilang, kenaikan harga Pertamax ini berdampak kepada penurunan konsumsi pertamax dan banyak yang beralih kepada premium. "Dampaknya mungkin ada lonjakan premium. Karena masyarakat kita kan masih sensitif terhadap harga," kata Eri.

Untuk menghindari lonjakan konsumsi premium ini, Eri bilang ada surat edaran dari Pertamina untuk tidak menjual BBM jenis premium lebih dari yang sudah ditetapkan. Sementara itu, Dirjen Minyak dan Gas Kementrian ESDM, Evita Herawati Legowo bilang akan terus memantau perkembangan harga Pertamax dan konsumsi premium.

Meski begitu, menurut Eri, tak semua pengguna Pertamax akan beralih kepada premium. Ia menjelaskan, terdapat ada dua bentuk konsumen Pertamax. Pertama adalah konsumen pertamax murni dan konsumen pertamax premium. Biasanya, lanjut Eri yang akan berpindah adalah konsumen pertamax premium.

"Jadi ketika pertamax ini naik mereka akan cari yang lebih murah, contohnya ibu-ibu rumah tangga," papar Eri. Sayangnya, Eri tidak memiliki perhitungan berapa besar jumlah pelanggan pertamax premium ini.

Kenaikan pertamax ini, kata Eri tak akan mengerek kepada kenaikan inflansi. Pasalnya, porsi pemakai pertamax sangat kecil untuk menyumbang inflasi. "Pertamax cuma 5% dari seluruhan faktor penyumbang inflasi," kata Eri. Menurut dia, yang paling berpengaruh adalah kenaikan harga minyak mentah dunia dalam menyumbang kontribusi kenaikan inflasi.

Walaupun dampaknya kecil terhadap inflasi, tetap saja kenaikan harga Pertamax bisa menjadi pemicu. Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Eric Sugandi, berpendapat kenaikan harga Pertamax tidak akan terlalu besar pengaruhnya ketimbang kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm) brsubsidi.

"Tentunya kenaikan harga Pertamax ini bisa memicu inflansi. Tapi tak akan sebesar jika harga bbm akan naik," ujar Eric saat dihubungi, Selasa (1/2). Pasalnya, pengguna Pertamax tidak sebanyak pengguna bbm bersubsidi. Selama kegiatan perekonomian masih menggunakan bbm subsidi tidak akan berdampak kepada pengaruh kenaikan harga.

Namun,jika harga Pertamax terus bergerak liar dan terjadi pembatasan bbm subsidi, akan ada kenaikan inflasi yang cukup signifikan. Karena, tidak semua kendaraan pribadi dilakukan untuk kepentingan pribadi, ada beberapa kendaraan pribadi yang dipergunakan untuk kegiatan dan aktivitas perekonomian. "Ini kan tentunya berpengaruh kepada biaya transportasi," papar Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×