kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Telur Ayam dari Peternak Anjlok


Selasa, 15 September 2009 / 07:00 WIB
Harga Telur Ayam dari Peternak Anjlok


Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Para peternak ayam petelur sedang resah. Tidak seperti kebanyakan industri lain yang mendapat berkah melimpah menjelang Lebaran, para peternak ayam penghasil telur justru tengah kesulitan. Sebab, harga telur ayam di tingkat peternak justru anjlok.

"Harga telur dari peternak hanya Rp 10.000 per kilogram," keluh Halim, seorang peternak ayam petelur di Jakarta, kemarin (14/9). Padahal sebelum bulan puasa harga telur di tingkat peternak masih sekitar Rp 13.000 per kilogram.

Penurunan harga telur di bulan puasa ini di luar kebiasaan. Pada tahun-tahun sebelumnya, harga telur ayam selalu naik di bulan Ramadhan. "Dalam 20 tahun terakhir, ini pertama kali harga telur ayam turun di bulan puasa," ujar Halim. Dia menganalisa penurunan harga telur ayam kali ini terjadi lantaran turunnya permintaan telur.

Penurunan harga telur ini tentu merugikan peternak. Sebab harga pakan justru sedang tinggi. Akibatnya, "Biaya produksi telur itu Rp 12.000 per kilogram," kata Halim. Artinya, dengan harga telur saat ini sebesar Rp 10.000 per kg, peternak harus nombok Rp 2.000 per kilo.

Menurut Ketua Pusat Informasi Pasar Unggas Hartono, harga di tingkat peternak anjlok lantaran para peternak salah memperkirakan konsumsi pasar. "Mereka memperkirakan permintaan di pasar akan naik 20%, tapi kenyataannya daya serap pasar tidak mencapai 20%," ujarnya.

Memang biasanya di bulan puasa dan menjelang Lebaran ada kenaikan harga telur sekitar 20%. Tapi tahun ini ada penurunan daya beli. "Ini di luar perkiraan peternak," ungkap Hartono.

Untuk mengantisipasi itu, peternak sebaiknya menurunkan jumlah produksi dan mengurangi bibit ayamnya. Hartono mengatakan, produksi telur nasional saat ini mencapai 3.000 ton per hari.

Walaupun harga telur di tingkat grosir anjlok, tapi harga telur di tingkat eceran alias di tingkat konsumen masih tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan Departemen Perdagangan (Depdag), sampai kemarin (14/9) harga telur mencapai Rp 15.393 per kilogram.

Harga ini sedikit lebih rendah ketimbang harga di pekan pertama September, yakni sebesar Rp 15.603 per kilogram. Di beberapa tempat, harga telur bahkan sempat mencapai Rp 19.000 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×