kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Telur Ayam Meroket, Ini Penyebabnya


Kamis, 18 Agustus 2022 / 13:56 WIB
Harga Telur Ayam Meroket, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Peternak sebut Bukan hanya karena Bansos, Harga Telur Meroket karena Produksi belum normal. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga telur di pasaran sudah menyentuh angka Rp 30.000 per kilogram (kg) di pasaran sejak sepekan lalu.

Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi mengatakan naiknya harga telur saat ini sebagian besar memang dipengaruhi oleh permintaan atas telur yang naik karena serapan bansos.

"Saat ini harga telur di tingkat peternak saja Rp 27.000 per kg-Rp 29.000 per kg," terang Musbar, Kamis (18/8)

Baca Juga: Sudah Seminggu Harga Telur Naik, Ini Penyebabnya

Meski demikian Musbar tidak dapat memastikan berapa banyak jumlah pasti telur yang terserap untuk mendukung program bansos pemerintah. Adanya program bansos tentu mendorong Peternak untuk meningkatkan produksi telur. Namun Musbar mengatakan produksi telur masih belum normal karena efek pandemi 2 tahun terakhir.

Musbar menerangkan, selama pandemi Covid-19, harga telur jatuh di bawah rata-rata karena turunya permintaan pada telur. Seperti yang kita tahu pada pandemi pemerintah banyak membatasi aktivitas masyarakat, oleh karenanya banyak kebutuhan catering, hotel hingga restoran yang biasanya menyerap telur berkurang drastis.

Pada masa itu pula, peternak mengalami kerugian berlipat ganda karena permintaan kurang. Sementara, harga pakan ayam terus naik. Untuk menjaga keseimbangan permintan dan produksi telur, peternak harus mengurangi populasi bibit ayam hingga 30%.

"Untuk memulihkan populasi (ayam) yang 30% itu perlu waktu, diprediksi produksi telur baru kembali pulih pada Oktober-Desember 2022 nanti," jelas Musbar. " ucap Musbar.

Baca Juga: Mendag Bantah Harga Mie Instan Akan Naik 3x Lipat

"Peternak juga tidak melakukan peremajaan (bibit ayam) waktu pandemi sampai triwulan I 2022. Makanya waktu itu anak ayam harganya jatuh, sampai Rp 1.000 per ekor-Rp 2.000 per ekor," kata Musbar.

Maka dari itu untuk, untuk mencukupi permintaan pasar, saat ini peternak masih mencari keseimbangan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×