kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Harga tes PCR makin ditekan bisa berdampak pada keamanan dan kualitas layanan


Selasa, 26 Oktober 2021 / 19:31 WIB
Harga tes PCR makin ditekan bisa berdampak pada keamanan dan kualitas layanan
ILUSTRASI. PENYESUAIAN TARIF SWAB. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presdien Jokowi meminta untuk menurunkan harga layanan tes pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dari yang sebelumnya Rp 495.000 hingga Rp 525.000 menjadi Rp 300.000. 

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia, Randy H Teguh memaparkan, harga tes PCR yang disampaikan pemerintah merupakan harga layanan pemeriksaan di rumah sakit dan laboratorium. 

Harga layanan tersebut, termasuk harga yang harus dibayar untuk seluruh komponen biaya yang diperlukan untuk tes PCR termasuk reagen, swab stick, APD, masker, sarung tangan, listrik, air, administrasi, margin usaha, dan lain sebagainya. 

"Sedangkan Gakeslab hanya mengikuti dinamika pasar saja. Sama seperti kemarin saat harga diturunkan dari Rp 900.000 menjadi Rp 495.000 - Rp 500.000 pihak RS dan Lab negosiasi harga ke anggota kami," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10). 

Baca Juga: Relawan Jokowi Mania gugat Inmendagri 53/2021 yang wajibkan penumpang pesawat tes PCR

Pada dasarnya, pemeriksaan PCR bermacam-macam, ada metode close system, open system, Thermal Cycler, dan lainnya tergantung dengan teknologi yang digunakan. Tentu hal ini juga mempengaruhi harga layanan. 

Randy khawatir, harga layanan PCR yang terus ditekan akan berdampak pada segi keamanan dan kualitas layanan PCR. Dia menggambarkan, ditekannya harga PCR dikhawatirkan  membuat RS atau laboratorium melakukan efisiensi. Sehingga bisa jadi, petugas atau perawat untuk melayani tes PCR ditekan dari hanya 3 perawat menjadi 1 perawat saja supaya bisa memenuhi harga yang diminta pemerintah. 

Kekhawatiran lainnya, pihak RS atau lab ingin lebih cepat memenuhi harga dengan mendapatkan pasien lebih banyak. Bisa jadi masalah bisa timbul dalam proses dan berdampak pada hasil yang kurang valid. Dari segi kualitas alat kesehatannya, Randy menegaskan, sejatinya alat kesehatan yang digunakan RS dan laboratorium umumnya sudah memenuhi standar ISO. 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×