Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek kenaikan harga tiket pesawat rupanya memberikan dampak cukup signifikan bagi penurunan permintaan hotel. Bahkan di musim libur lebaran tahun ini terjadi penurunan permintaan sekitar 20% sampai 40%.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan penurunan permintaan hotel paling berdampak di daerah-daerah yang jauh dari Jakarta.
“Paling tajam penurunannya Kalimantan, Sulawesi, termasuk Labuan Bajo,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (9/6).
Seperti pada bulan-bulan sebelumnya, tiket pesawat diyakini sebagai penyebab penurunan okupansi hotel. Tahun-tahun sebelumnya, okupansi di musim libur lebaran bisa mencapai 80% sampai 90%. “Sekarang sekitar 60% sampai 70%,” tambah Maulana.
Kemudian, jika pada tahun sebelumnya tingkat okupansi tinggi itu bisa mencapai tujuh hari sepanjang musim liburan, di tahun ini rata-rata okupansi tinggi hanya di tiga hari saja.
Maulana menilai, jika tarif tiket terus-terusan tidak dapat turun maka industri hotel di Indonesia lama-lama malah bersaing dengan hotel di luar negeri. Misalnya saja, dia mewanti-wanti agar ke depan jangan sampai traveler lebih memilih Bangkok ketimbang destinasi pariwisata lokal karena tarif tiket pesawatnya lebih bersaing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News