kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hari ini, tarif Commuter Line turun jadi Rp 2.000


Minggu, 30 Juni 2013 / 08:36 WIB
Hari ini, tarif Commuter Line turun jadi Rp 2.000
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati kendaraan roda empat yang dipamerkan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/11/2021.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tarif baru Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line full AC di kawasan Jabodetabek mulai berlaku hari ini, Minggu (30/6/2013). Kenaikan tarif KRL Commuter Line ini sehari lebih cepat dari jadwal semula, yakni 1 Juli 2013.

Tentu saja, penurunan tarif itu disambut gembira oleh para penumpang KRL. Salah satunya Daniel, seorang penumpang asal Jombang, Tangerang Selatan. Daniel biasanya membayar tarif KRL Rp 8.000 untuk perjalanan lima stasiun dari Stasiun Sudimara, Tangsel, ke Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat. Kini, pada Minggu pagi ini (30/6/2013) Daniel cukup mengeluarkan uang Rp 2.000 untuk membayar tarif KRL.  

Ya, sistem pentarifan baru KRL telah memberlakukan biaya kepada penumpang hanya Rp 2.000 untuk setiap perjalanan lima stasiun pertama dan ditambah Rp 500 untuk tiga stasiun berikutnya.

"Waah, kenapa nggak dari dulu-dulu? Dompetku nggak cepet menipis kalau tarifnya cuma segini. Alhamdulillah," celetuk Daniel kepada Tribunnews.com, sesaat sebelum memasuki Commuter Line di Stasiun Sudimara.

"Iya nih, asyik kalau bayarnya cuma segini," timpal Nadia, penumpang lainnya.

Meski tarifCommuter Line turun drastis, tapi jangan kira semua penumpang menyambut gembira. Elly, seorang penumpang lainnya yang bekerja sebagai jurnalis, merasakan penumpang Commuter Line sudah tidak setertib saat tarifbaru berlaku.  

Menurut Elly, saat masih berlaku tariflama, penumpang terseleksi dari kalangan menengah ke atas. Saat itu tidak terlihat pedagang asongan di dalam gerbong KRL. Perilaku penumpang pun tertib. Elly tidak melihat ada penumpang yang makan di dalam gerbong, tidak ada yang merokok, dan gerbong wanita tidak dimasuki para penumpang pria.

Tapi dengan penurunan tarifKRL secara drastis menjadi Rp 2.000, segmen penumpang jadi tercampur baur antara segmen menengah atas hingga kalangan ekonomi bawah. Kini, di dalam gerbong pun sudah terlihat pedagang asongan, tukang semir, pengamen sampai pengemis.

"Takutnya nanti lama-lama orang jadi bebas merokok di dalam gerbong ber-AC, banyak masuk pengemis dan pengamen," kata Elly.

Sumber: Tribunnews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×