kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Harita Nickel Siapkan Dana Reklamasi Bekas Tambang Rp 250 Juta Per Hektare


Jumat, 13 Juni 2025 / 20:35 WIB
Harita Nickel Siapkan Dana Reklamasi Bekas Tambang Rp 250 Juta Per Hektare
Loji Central Nursery, pusat pembibitan pohon Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan. (KONTAN/Azis Husaini)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -PULAU OBI. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel akan mereklamasi lahan bekas tambang seluas 66 hektare (ha) tahun ini. Tercatat sejak tahun 2017 hingga kuartal I-2025, NCKL sudah mereklamasi lahan seluas 105 hektare.

Metode reklamasi yang dilakukan perusahaan sangat cepat. Begitu tambang sudah selesai atau habis dit tambang, maka perusahaan akan melakukan penghijauan dengan penanaman pohon kembali. Sehingga lahan tersebut tidak lagi terlihat seperti pernah ditambang.

Dedy Amrin mengungkapkan, tanaman yang digunakan untuk melakukan reklamasi dengan penghijauan yakni pohon jenis cemara laut, kayu putih, ketapang, kayu nani, hingga pohon gofasa. “Untuk melakukan reklamasi, perusahaan mengucurkan dana sekitar Rp 250 juta per hektare,” ungkap dia.

Ia menjelaskan, ada sejumlah tantangan dialami dalam kegiatan tambang antara lain erosi dan sedimentasi. Untuk mengatasi dampak seperti erosi dan sedimentasi, Harita Nickel membangun kolam endapan 2 juta meter kubik air limpasan di atas lahan 43 hektare.

Lumpur hasil endapan disaring, dikeringkan, lalu dipakai untuk menutup lahan bekas tambang sebagai dasar media tanam. Perusahaan juga membangun pusat pembibitan pohon yang diberi nama Loji Central Nursery. Di sinilah semua bibit pohon untuk reklamasi disiapkan, mulai dari biji.

“Reklamasi itu bukan cuma tanam pohon, tapi bangun ekosistem juga,” kata Environment and Business Improvement Manager Harita Nickel Dedy Amrin kepada media di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Kamis (12/06).

Kata dia, bibit ditanam dalam polibag berisi pupuk dari kotoran sapi. Ada shade house, greenhouse hidroponik, hingga gudang pupuk dan laboratorium lingkungan.“Kami juga pernah panen pokcay dan juga menanam pohon buah-buahan seperti pisang buat konsumsi karyawan,” kata Mokhamad Rifai, Reclamation Superintendent Harita Nickel .

Sementara itu, Harita Nickel juga melakukan pemanfaatan ulang slag nikel, produk sisa hasil peleburan, sebagai material pembuatan bata, batako, kubus berongga, dan infrastruktur jalan.

Sementara itu, Slag nikel digunakan dalam berbagai konstruksi, seperti pembuatan jalan dan pembuatan drainase. Total penggunaan beton slag nikel sebesar 409.715m2

Adapun tailing merupakan produk sampingan dari proses HPAL yang terdiri dari padatan rendah dan kandungan air tinggi.

“Kami menerapkan sistem Dry Stack yang ramah lingkungan untuk menangani tailing ini, dengan tahap proses Netralisasi ,pemadatan dengan Filter Press dan Pengolahan Air Lanjutan,” katanya.

Kapasitas dry stack terkini adalah 49 juta ton/25 juta meter kubik. Sementara itu, total penggunaan slag nikel adalah 412.026 m2.

Selanjutnya: Kredit Tanpa Agunan (KTA) Perbankan Terus Melesat, Intip Siapa Saja Penggunanya?

Menarik Dibaca: Bank Mandiri Tebar Cashback dan Promo di Road to MJM 2025, Welcome Bonus Rp 1 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×