Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk. (BIRD) memandang positif prospek armada kendaraan listrik (EV) untuk jangka panjang, meski dampaknya belum signifikan ke dompet perseroan. Namun secara keseluruhan, penyedia layanan transportasi ini tetap berhasil menjaga kinerja top dan bottom line pada enam bulan pertamanya tahun ini.
CEO Blue Bird Adrianto Djokosoetono menyebutkan, saat ini BIRD telah mengoperasikan hampir 600 armada EV untuk berbagai lini layanannya, termasuk Bluebird, Goldenbird, dan Bigbird yang beroperasi sebagai BRT di IKN & Medan.
Adrianto tak menampik bahwasannya saat ini EV masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk soal infrastruktur dan komponen pendukung yang belum maksimal di Indonesia. Namun, menurutnya armada EV memiliki prospek positif di masyarakat.
Apalagi, BIRD menjadi salah satu perusahaan layanan transportasi yang cepat mengadopsi penggunaan EV untuk armadanya. Asal tahu saja, perseroan sudah mulai berurusan dengan armada EV sejak 2019, ketika infrastruktur masih sangat terbatas dan pemahaman teknologi lebih minim.
Baca Juga: Sinar Eka Selaras (ERAL) Raup Penjualan Rp 2,61 Triliun pada Semester I-2025
"Karena kami memulainya lebih dulu, kini kami lebih memahami cara mengoptimalkan utilisasi armada EV, termasuk telah menyelesaikan satu siklus penuh kendaraan listrik dan melakukan peremajaan armada," kata Adrianto kepada Kontan, Selasa (29/7).
Saat terjun ke armada EV, Adrianto bilang perusahaan perlu menggelontorkan biaya investasi hingga empat kali lipat dibanding kendaraan berbahan bakar konvensional. Ia mengakui, dari sisi finansial BIRD belum melihat hasil yang sepenuhnya optimal dari armada EV. Namun, ia yakin titik keseimbangan antara efisiensi biaya dan manfaat jangka panjang akan tercapai. "Seiring tren turunnya harga armada EV dan terus berkembangnya ekosistem pendukung," katanya.
Lagipula, perawatan harian armada EV lebih sederhana dan efisien dibanding armada konvensional. Pasalnya, EV memiliki komponen bergerak yang minim dan tidak memerlukan servis rutin seperti penggantian oli atau tune-up mesin.
Pun, sistem perawatan armada EV dilakukan sepenuhnya di bengkel internal perusahaan. Fasilitas tersebut telah disesuaikan untuk menangani kendaraan listrik, dengan teknisi yang dilatih langsung oleh masing-masing prinsipal kendaraan dengan kelengkapan special tools.
Meski demikian, tantangan biaya tetap bakal muncul ketika kendaraan memasuki usia pakai tahun keempat ke atas, terutama terkait kebutuhan penggantian baterai dan komponen elektronik.
"Karena itu, Bluebird terus melakukan improvement perawatan kendaraan EV dan mengelola siklus pergantian armada EV secara strategis agar tetap efisien dari sisi operasional dan biaya," ungkap Adrianto.
Adrianto menyebut perluasan armada EV menjadi salah satu strategi untuk mendorong kinerja perseroan selama kuartal II-2025. Nah, hasil positifnya terlihat dari catatan pendapatan BIRD yang mencapai Rp 2,67 triliun pada semester I-2025, naik 14,70% secara tahunan (YoY). Sejalan dengan itu, laba bersih ikut naik sebesar 27,54% secara YoY menjadi Rp 335,44 miliar dalam periode ini.
Dari total pendapatan perseroan dalam periode ini, segmen taksi masih mendominasi dengan jumlah pendapatan mencapai Rp 1,86 triliun, naik 12,67% secara YoY. Namun begitu, segmen non taksi, yang meliputi sewa mobil dan bus, shuttle, logistik, jual beli dan maintenance kendaraan, serta lelang, juga menunjukkan performa positif, dengan pertumbuhan 19,62% secara YoY menjadi Rp 811,13 miliar.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Raup Laba Bersih Rp 1,09 Triliun di Semester I-2025, Ini Penopangnya
Selanjutnya: Kinerja Indeks LQ45 Masih Lesu di Tengah Rebalancing, Cek Rekomendasi Analis Berikut
Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis sampai 31 Juli 2025, Beli 1 Gratis 1 Kinder Joy-Big Cola
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News