kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Hasil jajak pendapat MarkPlus: 54% masyarakat masih antusias traveling pasca Covid-19


Senin, 27 April 2020 / 21:54 WIB
Hasil jajak pendapat MarkPlus: 54% masyarakat masih antusias traveling pasca Covid-19
ILUSTRASI. Suasana sepi di kawasan Monumen Bom Bali karena aktivitas wisata ditutup


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus, Inc. dan Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) kembali menghadirkan Industry Roundtable online edisi keempat yang kali ini membahas sektor pariwisata.

Dalam acara ini, terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang antusias melakukan traveling atau berwisata setelah pandemi virus corona atawa Covid-19 berakhir.

Paling tidak 54% masyarakat menyatakan masih antusias. Namun, di saat yang sama kesadaran mengenai kesehatan dan keselamatan menjadi pertimbangan dominan karena mencapai 73%.

"Ke depannya, masyarakat masih memilih wisata di dalam negeri dan pilihan wisata kuliner menjadi pilihan utama selain wisata budaya dan alam seperti ke laut atau gunung. Hal ini juga mayoritas diisi oleh milenial, sementara orang yang lebih tua akan mengalami rebound lebih lama," kata Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (27/4).

Baca Juga: Virus corona buat kunjungan turis asing ke Bali anjlok lebih dari 90% pada April 2020

Pihaknya juga melihat daerah wisata seperti Bali masih menjadi pilihan utama untuk berwisata dan berlibur.

Menurut Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati, sekitar 60% PDRB Bali berasal dari sektor pariwisata. Tidak hanya pariwisata, sektor lain pun sekarang terdampak efek penurunan drastis wisatawan ke Bali.

"Pertanian contohnya. Biasanya hasil pertanian di Bali terserap hotel-hotel yang jumlahnya mencapai 140 ribu kamar. Sekarang tidak ada lagi dan para petani over supply," ungkap Tjokorda.

Contoh lainnya menurut data dari Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, dengan adanya COVID-19 ini pertumbuhan kunjungan wisatawan di April tahun ini dibanding tahun lalu menurun 93%.

Lalu subsektor pariwisata seperti leisure bisa merugi sekitar US$ 9 miliar. Subsektor seperti MICE dan lain-lain juga tidak kalah terdampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×