Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 4,4 triliun di kuartal III-2021. Jumlah itu tercatat menurun 35% dibandingkan dengan periode yang sama di 2020 yang mencapai Rp 6,8 triliun.
Direktur HERO, Erwantho Siregar menjelaskan adanya penurunan pendapatan lantaran terdampak pandemi Covid-19 yang berakibat pada penurunan jumlah pengunjung dan jam operasional yang lebih singkat.
“Serta juga dampak dari pembatasan PPKM yang turut berdampak pada gerai-gerai kami yang berada di mal. Di samping itu ada juga perubahan tren belanja salah satunya menurunnya popularitas format hypermarket,” kata dia dalam paparan Public Expose yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (9/12).
Adapun, perseroan juga membukukan total laba kotor sampai kuartal III 2021 sebesar Rp 1,2 triliun dimana jumlah ini turun 32% dibandingkan laba kotor di kuartal III-2020 yang sebesar Rp 1,79 triliun.
Baca Juga: Hero Supermarket (HERO) mendirikan anak usaha Distribusi Kesehatan & Kecantikan
“Penurunan laba kotor lebih rendah dibandingkan penurunan laba bersih hal ini karena adanya perbaikan gross profit margin to sales di 2021, sementara di tahun 2020 gross margin to sales sekitar 26% tapi di 2021 sekitar 27% jadi ada perbaikan,” jelas dia.
Sementara total pengeluaran sampai dengan September 2021 yakni mencapai Rp 1,9 triliun di mana jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan pengeluaran di tahun lalu sebesar 8%.
Di dalam total pengeluaran tersebut terdapat pengeluaran biaya restrukturisasi akibat tinjauan bisnis yang dilakukan perseroan.
Baca Juga: Dikabarkan akan tambah modal, saham Matahari Putra Prima (MPPA) justru turun
Sehingga rugi bersih tahun berjalan sampai dengan kuartal III-2021 sebesar Rp 747 miliar sampai dengan September 2021 dimana jumlah itu naik 114% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sekitar Rp 339 miliar dengan biaya non reccuring Rp 456 miliar yang timbul akibat restrukturisasi bisnis Giant.
“Peningkatan kerugian ini akibat adanya penurunan penjualan dan beban restrukturisasi bisnis giant,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News