kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

HET beras masih alot, pedagang batasi pembelian


Senin, 21 Agustus 2017 / 13:52 WIB
HET beras masih alot, pedagang batasi pembelian


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras masih alot. Baik pemerintah, pengusaha dan pedagang beras belum menemukan titik temu terkait berapa HET beras yang ideal untuk dikenakan. Bahkan sampai rapat terakhir pada Jumat (18/8), belum juga ada kesepakatan antara pemerintah dan pengusaha terkait HET beras.

Sekretaris Jenderal Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Burhanuddin mengatakan, dalam rapat terakhir pada akhir pekan lalu, Kementerian Perdagangan (Kemdag) berusaha mencari titik temu antara kepentingan pemerintah dengan pelaku usaha perberasan. "Masih ada pembicaraan serius terkait struktur biaya pada produksi beras dan pengaruhnya pada harga jual," ujarnya, akhir pekan lalu.

Karena belum ada titik temu, maka menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey, rapat akan diteruskan hari ini, Senin (21/8). Roy mengaku hadir dalam rapat tersebut. Rapat pada awal pekan ini akan melanjutkan rapat sebelumnya yang mengundang distributor beras di Jakarta maupun dari daerah.

Namun tidak segera tercapainya kesepakatan HET beras membawa efek negatif di sektor perberasan. Pedagang Beras asal Jawa Tengah, Paryoto bilang, akibat pembahasan HET yang berlarut-larut, pedagang beras enggan melakukan pembelian dalam partai besar. Setiap pedagang maupun produsen beras masih menunggu berapa HET beras yang diinginkan pemerintah. "Kami meminta agar penentuan HET beras itu segera dilakukan agar ada kepastian di pasar," ujarnya.

Apalagi menurutnya, pada saat ini harga beras sayur, yaitu beras kualitas rendah sebesar Rp 8.500 per kilogram (kg). Sementara harga beras medium sudah di atas harga Rp 9.000 per kg. Namun Paryoto enggan merinci seharusnya harga beras ideal di Jawa Tengah. Sebelumnya diberitakan pemerintah menginginkan HET beras medium Rp 9.000 per kg dan beras premium Rp 11.500 per kg.

Namun Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya (PT FSTJ) Arief Prasetyo mengatakan sejauh ini pasokan beras masih stabil. "Pembahasan HET tak berpengaruh pada pasokan beras, supply sangat stabil," jelasnya. Data FSTJ menunjukkan, pasokan terakhir 17 Agustus sebesar 210 ton. Untuk stok masih di batas aman 40.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×