kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Himperra menginisiasi pengembangan lowrise untuk hunian MBR


Jumat, 18 Januari 2019 / 12:43 WIB
Himperra menginisiasi pengembangan lowrise untuk hunian MBR


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) tengah menginisiasi pengembangan hunian low rise untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Pembangunan hunian vertikal dengan ketinggian empat lantai ingin didorong oleh asosiasi ini untuk menjawab permasalahan yang selama ini terjadi dalam pengembangan rusunami yang membuat pengembangan hunian bersubsidi vertikal kurang berjalan dengan baik.

Ketua Umum Himperra Endang Kawidjaja menjelaskan, hunian lowrise yang mereka pelopori akan meraangkum 16 unit setiap towernya. Setiap lantai hanya akan ada empat unit. "Pada dasarnyaa konsep ini adalah properti ruko yang kemudian diubah jadi tempat tinggal. Nantinya hanya akan dilengkapi dengan tangga di dua sisi dan masing-masing lantai akan punya toren air sendiri," jelasnya, Kamis (17/1).

Keuntungan dengan konsep low rise ini, penghuni tidak dipungut lagi biaya iuran pengelolaan gedung (IPL). Menurut Endang IPL inilah yang selama ini jadi kendala di rusunami. Budaya masyarakat Indonesia yang tebiasa tinggal di rumah tapak belum paham tentang IPL sehingga selama ini banyak penghuni yang menunggal iurannya.

Tidak perlu ada IPL lagi karena biaya perawatan gedung tidak besar. Berbeda dengan konsep higrise yang membutuhkan biaya maintinance cukup mahal seperti untuk perawat lift, perawatan saluran air, dan lain-lain.

Saat ini, Himperra sedang dalam proses melobi pemerintah untuk memberi kelonggaran pada simplifikasi desain teknik mekaniknya (ME) pada pengembangan konsep lowrise tersebut sehingga unitnya bisa dijual dengan harga lebih murah.

"Sekarang dengan harga Rp 8,9 juta per meter, rusunami sudah tidak memadai lagi marginnya bagi pengembang. Apalagi ada resiko yang masih ditanggung selama proses pembangunan yang rata-rata butuh tiga tahun sampai pada pembentukan P3PRS. Jadi konsep lowrise ini diperlukan saat ini." tambah Endang.

Saat ini, Himperra sedang mengajukan perizinan untuk mengembangkan hunian lowrise di daerah Tonjong, Bogor. Rencananya disana akan dibangun delapan tower hunian dan rencananya akan dijual dengan harga Rp 250 juta per unitnya. Selanjutnya, Himperra akan merencananya pengembangan di wilayah Pamulang dengan jumlah tower yang lebih banyak.

"Pengembangan lowrise ini akan kami inisiasi dulu di pengurus Himperra sebagai proyek percontohan. Setelah itu baru kami mendorong anggota untuk ikut mengembangkan konsep yang sama." kata Endang.

Tahun ini, Himperra dengaan 1.700 anggota akan membangun 80.000 unit hunian baik rumah tapak maupun vertikal. Sekitar 5% diperkirakan akan disumbang dari pengembangan konsep lowrise.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×