kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hingga 2030, Perekonomian Akan Terpusat di Emerging Market


Rabu, 16 Juni 2010 / 13:17 WIB
Hingga 2030, Perekonomian Akan Terpusat di Emerging Market


Reporter: Femi Adi Soempeno, Nielsen |

Di Consumer 360 Conference yang diselenggarakan oleh Nielsen, Hany Mwafy, Managing Director North Africa dan James Russo, Vice President Global Consumer Insights membeberkan tentang bagaimana pusat perekonomian global kini justru mulai menjauh dari Amerika Utara maupun Eropa.

Satu dekade ke depan, perekonomian di emerging market justru akan menunjukkan pertumbuhan dan membukukan lebih banyak keuntungan.

Mwafy dan Russo mencatat, pada tahun 2030, kelas menengah di negara-negara berkembang akan menjadi lebih besar ketimbang total populasi masyarakat Eropa, Jepang dan AS yang dihitung secara keseluruhan.

Kaum hawa juga akan makin mengontrol perekonomian seiring dengan makin banyaknya perempuan yang nyemplung di dunia kerja. Dus, penyerapan penghasilan mereka pun juga akan makin meningkat. Asal tahu saja, perempuan di dunia kini menguasai hampir US$ 12 triliun dari US$ 18 triliun belanja konsumen secara global.

Kawasan Timur Tengah akan membukukan fenomena yang luar biasa. Berdasarkan hitungan cepat, jumlah kendaraan penumpang yang terserap pasar bakalan dua kali lipat lebih besar setiap 3-4 tahun.

Populasi di Mesir yang mencapai 80 juta jiwa sangatlah beragam dan tergolong mudamuda; dengan median age 24 tahun. Terang saja, ini adalah kelompok masyarakat yang terbilang kontras. Tak lebih dari 10% populasi akan menghasilkan 30% dari pendapatan; sementara itu sebanyak 20% akan hidup dibawah garis kemiskinan dengan penghasilan dibawah US$ 2 per hari.

Sebanyak 50% populasi di Mesir akan hidup di kawasan pedalaman dan 30%-nya buta huruf.

Hanya saja, kelas menengah di Mesir akan tumbuh dan saling berkaitan. Sebanyak 58 juta warga Mesir saling terkoneksi dengan ponsel dan separo dari kaum muda memiliki akses internet.

Dengan adanya peluang untuk makin tumbuh, bagaimanapun juga marketer harus memahami konsumen lokal. Di Mesir, mereka yang hidup di pucuk piramida membelanjakan sebagian besar dananya untuk pendidikan, mengendaraMercedes dan VW, belanja di pusat perbelanjaan maupun Carrefour, minum kopi Starbucks, dan menggunakan iPhones maupun Blackberry.

Mereka yang ada di lapis tengah, tetap saja mengenakan pakaian bermerek, berniat membeli ponsel yang mahal, dan cukup biasa nongkrong di KFC maupun McD. Mereka juga belanja di mall maupun pasar tradisional.

Mereka yang ada di lapisan paling bawah piramida memilih untuk belanja di pasar terbuka dan meriung di kafe lokal maupun taman-taman kota.

"Simak dan perhatikan. Anda membutuhkan prospektif global dengan keahlian lokal. Dari waktu ke waktu, inovasi emerging market akan mencampuk perubahan di pasar-pasar yang tumbuh dan berkembang," kata Mwafy dan Russo.

Nielsen juga mencatat, antara 2008-2014 perekonomian negara-negara BRIC (Brazil, Russia, India dan China) diprediksikan akan tumbuh 61%; bandingkan dengan pertumbuhan yang hanya 12,8% di negara-negara G7 (AS, Inggris, Perancis, Italia, Jerman, Kanada, Jepang).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×