Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penyerapan gabah dan beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) hingga 28 April 2015 masih tergolong minim. Dari catatan Bulog, saat ini volume penyerapan setara beras masih 450.000 ton per Selasa (28/4) atau hanya setengah dari tahun 2014 yang mencapai 900.000 ton pada bulan April.
Lambatnya penyerapan Bulog tersebut disebabkan sejumlah alasan, salah satunya terlambatnya instruksi presiden (inpres) soal penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Lely Pelitasari, Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog mengatakan Inpres soal HPP baru keluar pada 17 Maret 2015 dan Bulog melakukan sosialiasi soal HPP yang baru pada pekan ketiga bulan Maret 2015. Hal itu berbeda dengan Inpres HPP 2014 yang keluar bulan Februari sehingga Bulog bisa bergerak cepat melakukan sosialiasi dan melakukan penyerapan.
Selain itu, Bulog juga kerap menemukan gabah dan beras yang kualitasnya di bawah Inpres, sehingga Bulog tidak bisa langsung melakukan penyerapan. Di sisi lain, banyak juga beras dengan kualitas HPP tapi dijual dengan harga di atas HPP.
"Penyerapan sekarang hanya setengah dari tahun lalu. Jadi kita upayakan penyerapan yang maksimal di bulan Mei nanti. Paling tidak terpenuhi dulu stok yang cukup sampai akhir bulan ini untuk empat bulan ke depan," ujar Lely di Gedung Bulog, Selasa (28/4).
Lely mengatakan, sampai bulan Mei, Bulog menargetkan bisa menyerap gabah dan beras untuk stok enam bulan ke depan. Perhitungannya setiap bulan, kebutuhan beras untuk stok sebanyak 250.000 ton. Sejumlah upaya akan dilakukan seperti meningkatkan jumlah mitra kerja Bulog di lapangan.
Kemudian Bulog juga membuka gudang jarak jauh. Nah Gudang jarak jauh ini memudahkan penyerapan karena gabah dan beras yang akan dibeli Bulog bisa terlebih dahulu di simpan di gudang tempat penggilingan.
"Jadi penggilingan yang punya gudang sendiri, dia boleh tidak mengangkut ke gudang Induk Bulog dulu, tapi disimpan di gudang dia sendiri, tentu saja harus memenuhi syarat dan aturan dari Bulog," tambah Lely.
Dengan sistem yang baru ini, petani dan penggilingan beras dapat menghemat ongkos angkutan. Saat ini sudah ada 2.400 mitra kerja Bulog di seluruh Indonesia. Dengan jumlah itu, Bulog optimis dapat menyerap beras sebanyak 27,5 juta ton sepanjang tahun 2015 ini.
Djoni Nur Ashari, Sekretaris Perusahaan Bulog menambahkan, rata-rata penyerapan Bulog sebanyak 20.000 ton hingga 23.000 ton setara beras per hari. Ia mengatakan tingkat penyerapan ini termasuk normal karena sama dengan tahun lalu. Ia mengatakan salah satu kendala yang dihadapi Bulog di lapangan adalah kerap menemukan gabah dan beras kualitasnya di bawah HPP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News