kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hippindo minta sektor ritel jadi prioritas program vaksinasi booster dari Kemenkes


Minggu, 12 Desember 2021 / 15:23 WIB
Hippindo minta sektor ritel jadi prioritas program vaksinasi booster dari Kemenkes
ILUSTRASI. Hippindo minta sektor ritel jadi prioritas program vaksinasi booster dari Kemenkes


Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah meminta industri ritel diprioritaskan dalam program vaksinasi booster dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

"Mengingat ritel sebagai garda terdepan atau frontliner sehingga perlu dilindungi dan melindungi para karyawan dan konsumennya," ungkap Budihardjo dalam keterangan resminya kemarin. 

Meskipun industri ritel merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19, pihaknya tetap berkomitmen untuk berkontribusi dan mendukung program pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, dengan memperkuat sektor konsumsi dalam negeri. 

Termasuk di dalamnya, bekerjasama dengan sejumlah stakeholder terkait untuk pembinaan dan menyiapkan ekosistem pendukung agar UKM Naik Kelas.

Baca Juga: Bank Mandiri bidik transaksi di Festival Diskon Nasional 2021

"Kami juga mendukung percepatan kesehatan melalui sentra vaksinasi, protokol kesehatan yang ketat, konsistensi penggunaan qrcode peduli lindungi, serta pembayaran praktis dan higienis melalui QRIS,” tuturnya. 

Di sisi lain, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meminta Hippindo untuk membuat strategi penjualan ritel melalui shopping experience

Dia memaparkan, berdasarkan studi di Amerika Serikat, 18.000 mall dalam 10 tahun ke depan akan turun menjadi 4.000 mal. Hal ini disebut Lutfi merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh para peritel di masa yang akan datang.  

“Saya berjanji akan memperbaiki daripada tatalaksana belanja online dan offline. Belanja online ini adalah lapangan baru tidak ada aturan. Kalau terlalu ketat tidak ada perdagangan penjual dan pembeli. Tapi kalau didiamkan akan terjadi pertarungan yang sangat liar dan berbahaya. Oleh sebab itu kita dalam proses memperbaiki tata cara dan kompetisi," jelas Lutfi. 

Baca Juga: Pelaku usaha menilai Sergub DKI No 8 Tahun 2021 memberikan ketidakpastian usaha

Lutfi melanjutkan, di tahun akan diterbitkan peraturan-peraturan yang berkeadilan bagi perdagangan, baik online maupun offline agar tercipta perdagangan yang adil sehingga menjadi perdagangan yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Sebagaimana diketahui, saat ini Indeks keyakinan konsumen November 2021 tercatat mencapai 118,5, lebih tinggi dari bulan Oktober yaitu 113,4. Indonesia juga masuk daftar lima negara di dunia yang mendapatkan level 1 terkait Covid-19 dari WHO. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×