kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

HM Sampoerna mengincar pasar Australia, Eropa


Kamis, 13 Oktober 2016 / 14:31 WIB
HM Sampoerna mengincar pasar Australia, Eropa


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Untuk meningkatkan kinerja penjualan rokok, produsen rokok tak hanya berharap dari kepulan asap rokok di dalam negeri. PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk misalnya, kini mencoba peruntungan dengan menggenjot pasar ekspor.

Untuk menggarap pasar ekspor produk tembakau tersebut, emiten berkode saham HMSP tersebut mengklaim telah menggelontorkan investasi ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS). "Sampoerna sudah investasi sekitar US$ 300 juta di dalam pabrik, dan itu untuk pasar ekspor," kata Paul Norman Janell, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, di sela-sela acara Trade Expo Indonesia 2016, Rabu (12/10).

Sampai sekarang, Sampoerna telah mengekspor ke-43 negara di seluruh dunia. Mayoritas ekspor menyasar Eropa dan Asia. Adapun bidikan pasar yang kini menjadi fokus Sampoerna adalah Australia dan juga memperbesar lagi pasar Eropa. Sayang, Paul enggan membeberkan strategi menggarap pasr tersebut

Meski rokok milik produksi Indonesia digemari konsumen di pasar ekspor, Paul bilang, pihaknya tak serta merta bisa melenggang masuk ke Eropa. Sebab, ada sejumlah instrumen perdagangan yang menjadi kendala HMSP mengekspor rokok ke Eropa.

Selain pemberlakuan bea masuk, negara tujuan ekspor di Eropa juga menghadang rokok dari Indonesia dengan persyaratan ketat. Paul menyodorkan contoh, pihaknya tak bisa mengekspor rokok Sampoerna Mild ke Eropa karena kadar tar yang lebih tinggi dari persyaratan di sana.

Asal tahu saja, kawasan di Eropa memberlakukan maksimum tar 10%, sedangkan kadar tar Sampoerna Mild adalah 14%. "Ada kesempatan ekspor, tapi ada pula keterbatasan," ungkap Paul.

Sepanjang enam bulan pertama tahun 2016, ekspor Sampoerna tercatat senilai Rp 246,01 miliar atau turun 13% dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencetak nilai ekspor Rp 279,29 miliar. Kontribusi ekspor HM Sampoerna tersebut terbilang mini, hanya 0,52% dari total penjualan rokok yang mencapai Rp 47,34 triliun di semester pertama 2016.

Adapun sepanjang tahun 2015 lalu, ekspor HM Sampoerna mencapai Rp 559,38 miliar, naik 46% ketimbang ekspor Sampoerna tahun 2014 senilai Rp 382,84 miliar. Adapun total penjualan HM Sampoerna tahun 2015 tercatat Rp 89,07 triliun, naik 10,4% ketimbang penjualan tahun 2014 senilai Rp 80,69 triliun.

Terkait proyeksi penjualan sampai akhir tahun ini, Paul memperkirakan, terjadi penurunan penjualan sebesar 1% sampai 2%. Menurut Paul, pelemahan pasar rokok tersebut sudah dirasakan HM Sampoerna pada kuartal II-2016. Pada saat itu pangsa pasar HM Sampoerna turun menjadi 34%, dari semula 35% di kuartal II-2015. "Market share di bawah tahun lalu, untung kinerja HM Sampoerna masih oke," kata Paul.

Demi mendukung ekspor rokok tersebut, Sampoerna akan melakukan perawatan mesin pabrik. "Belum ada rencana ekspansi, tahun ini kami mengalokasikan belanja modal Rp 1 triliun untuk maintenance saja," kata Paul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×