Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding BUMN farmasi ditargetkan dapat beroperasi di semester I-2019. Saat ini prosesnya masih menunggu harmonisasi lintas lembaga negara atau kementerian terkait, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan RI, dan Kementerian Keuangan.
Tidak hanya menggabungkan perusahaan, seperti PT Bio Farma, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA). Nantinya holding BUMN farmasi juga akan mengonsolidasikan beberapa rumahsakit milik BUMN.
Wahyu Kuncoro, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN mengatakan, pihaknya cukup optimistis dapat merealisasikan pembentukan holding di semester ini. "Saat ini, sudah ada pembahasan antar-kementerian," ujarnya di sela Rapat Umum Pemegang Saham INAF, Selasa (7/5).
Paling tidak, kata Wahyu, Juni 2019 ini, holding tersebut sudah siap dijalankan. Yang jelas, saat ini kemajuannya tengah diharmonsasikan antar-kementerian. Saat ini, rangkaiannya sudah berada di tangan Kementerian Keuangan (Kemkeu).
Seperti yang diketahui, untuk mendukung terbentuknya holding ini, KAEF baru saja mengakuisisi saham PEHA di awal tahun ini sebagai landasan untuk memparalelkan konektivitas antar-perusahaan farmasi plat merah.
Salah satu cita-cita KAEF ialah mengurangi kebutuhan bahan baku farmasi yang saat ini cenderung dilakukan secara impor. Jika holding BUMN farmasi ini resmi terbentuk, rencana berikutnya, kata Wahyu, adalah mengonsolidasikan rumahsakit milik BUMN. "Tapi, itu masih di tahapan berikutnya," sebutnya.
Setidaknya, ada sekitar 74-an rumahsakit BUMN, yang salah satunya termasuk Rumah Sakit yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Pelni (Persero).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News