Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Kemententerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi membentuk holding 9 perusahaan di sektor pariwisata.
Peleburan ini, termasuk di dalamnya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Citilink, serta beberapa perusahaan lainnya yang bergerak di sektor pariwisata.
Meansir Nikkei Asia, langkah ini dipandang pula sebagai cara untuk menyokong manajemen Garuda yang telah mendulang rugi bersih US$723,26 juta pada semester I 2020 akibat pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra membenarkan adanya rencana peleburan BUMN pariwisata tersebut.
"Mengenai rencana holding aviasi memang benar. Harapannya eksekusi tersebut bisa ketok palu akhir tahun ini," ujar Irfan saat dikonfirmasi Kontan, Senin (2/11).
Sebagaimana diketahui, Pemerintah menyetujui menyuntikkan dana Rp8,5 triliun kepada Garuda. Namun beberapa pohak menilai penyuntikkan dana ini dirasakan kurang menguntungkan sebab Pemerintah hanya akan memegang bagian 60% saham.
Baca Juga: Kementerian BUMN bangun holding pariwisata, begini respon Aangkasa Pura
Nikkei Asia memberitakan jika Garuda berhutang $ 76 juta kepada perusahaan pengelola bandara yang akan bergabung dengan perusahaan induk baru.
Dengan demikian, holding BUMN pariwisata ini, diharapkan memudahkan pihaknya dalam merestrukturisasi utangnya.
"Holding ini akan efektif (membantu strukturisasi utang)," sambung Irfan.
Sebagai informasi, industri pariwisata di Indonesia menyumbang sekitar 5% dari produk domestik bruto negara pada tahun 2019. Pencapaian ini turun 5,32% pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu akibat pandemi. Hal ini terjadi, pertama kali sejak krisis ekonomi tahun 1999.
Sejak Januari hingga Agustus, tercatat hanya asa 3,41 juta turis asing yang masuk. Capaian ini turun 68% dari tahun lalu.
Selanjutnya: Liburan aman dari corona, wisata virtual ke museum saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News