Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - Holding BUMN bidang perhotelan, PT Hotel Indonesia Natour atau Hotel Indonesia Group bakal terus menggandeng BUMN yang masih mengelola bisnis hotel. Harapannya, si perusahaan pelat merah bisa melepaskan lini bisnis hotel dan dikelola Hotel Indonesia.
Hingga kini, Hotel Indonesia Nataour sudah mengelola sebanyak 43 hotel yang tersebar di sejumlah lokasi dan kota. Dari jumlah tersebut, sekitar 14 hotel berasal dari Hotel Indonesia Natour sendiri. Maklum, sebelum mendapat mandat dari Kementerian BUMN untuk bisa menjadi holding BUMN bidang perhotelan, merupakan salah satu pebisnis hotel utama dari pemerintah.
Menurut Iswandi Said, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour, pihaknya masih membuka pintu bagi perusahaan pelat merah yang belum menyerahkan bisnis hotel kepada mereka. Ia pun tidak mempersoalkan status dari hotel tersebut. Apakah itu cuma berstatus home stay atau bintang satu saja.
Sebab seluruh predikat tempat penginapan bakal ia tampung. Mulai dari level hotel non bintang hingga hotel bintang lima. Tapi dengan syarat memperhatikan fasilitas dan prasarana hotel.
Salah satu yang utama adalah standar pelayanan dan keramahan pegawai dari hotel bersangkutan. Selain itu hal lain yang tidak kalah penting adalah renovasi hotel. Terutama dari sisi kamar hotel. "Hotel harus berubah dan juga menarik, sehingga pandangan orang juga bisa berubah," katanya kepada KONTAN, Senin (28/8).
Selain kamar, Hotel Indonesia Group juga tidak segan-segan merevitalisasi hotel yang sudah ada. Tujuannya adalah supaya hotel tersebut bisa diterima konsumen. Tak cuma fisik bangunan saja, perusahaan ini juga bakal memberikan pendampingan manajemen ke perusahaan hotel tersebut. Salah satunya soal operasional hotel.
Khusus untuk revitalisasi, Iswandi tidak merinci besaran dana yang disiapkan. Termasuk identitas dari hotel itu.
Ia juga tidak merinci soal identitas hotel mana lagi yang bakal bergabung dengan Hotel Indonesia Group. Begitu pula soal target jumlah hotel.
Yang jelas, dari hotel yang sudah ada saat ini, pihaknya optimistis bisa menjaga persaingan dengan pebisnis hotel dari kalangan swasta. Pasalnya, ada satu nilai positif dari hotel milik BUMN, yaitu berada di lokasi yang strategis. "Masing-masing hotel sudah punya segmentasi sendiri. Kebetulan, lokasi hotel dibawah naungan Hotel Indonesia Group berada di tengah publik area," tukasnya.
Nah, ia yakin masih banyak hotel BUMN yang punya lokasi strategis dan masih belum dikelola Hotel Indonesia Group. Setelah bergabung, nilai bisnis dari hotel yang bersangkutan bisa lebih baik lagi.
Adapun tingkat okupansi rata-rata hotel di bawah naungan Hotel Indonesia secara konsolidasi sampai semester pertama tahun ini berada di kisaran 61%. Nah, dengan adanya program revitalisasi dan pembenahan sana-sini, ia optimistis tingkat hunian hotel bisa terdongkrak hingga 70% tahun depan. Untuk periode akhir tahun ini, Iswandi tidak merinci target tingkat okupansinya.
Sementara itu, Iswandi belum bisa menyebutkan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan ini. Sebab, dia bilang ada beberapa hotel yang baru saja bergabung pada pertengahan tahun. Meski begitu ia memprediksi pertumbuhan bisnis Hotel Indonesia Group bisa 15% di akhir tahun ini.
Selain itu ada rencana perusahaan ini bangun hotel anyar bekerjasama dengan swasta dan BUMN sampai akhir tahun ini. "Belum ada nota kerjasama, baru penjajakan dan permintaan. Itu juga masih diaudit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News